Oleh : Dhika Subroto
Penolakan pemakaman jenazah korban Corona menjadi pemberitaan beberapa media belakangan ini. Warga pun tidak seharusnya menolak jenazah korban Corona karena pemakaman telah memiliki SOP tersendiri, sehingga tidak akan menulari warga sekitar.
Kendati kecanggihan teknologi informasi kini telah banyak membantu manusia, agaknya pemahaman publik terkait Virus Corona ini sangatlah minim. Yang terbaru ialah berita penolakan jenazah positif Covid-19 yang akan dikebumikan.
Geger warga tersebut bukan tanpa alasan, ketakutan dan kecemasan jika jenazah dapat menularkan penyakit tersebut turut menjadi latar belakang penolakan ini.
Padahal, aneka imbauan beserta sosialisasi terkait virus sudah sedemikian gencar dilakukan.
Baca juga: Tidak Mudik Dapat Melindungi Diri dan Keluarga Dari Penyebaran Corona
Baik online maupun offline melalui para pemangku kepentingan. Ataukah mereka sering menelan mentah-mentah informasi non-resmi yang sering beredar di dunia Maya. Kabar-kabar di dunia maya ini biasanya merupakan pesan terusan, yang tak diketahui secara pasti darimana sumbernya.
Padahal, konten-konten hoax ini bisa terancam hukuman penjara. Namun seolah pelakunya tak pernah kapok. Berkenaan dengan penolakan jenazah ini banyak pihak yang angkat bicara. Bahkan gubernur terkait juga ikut urun imbauan. Dirinya bahkan menanyakan kepada para pakar atas masalah ini.
Bagi jenazah yang meninggal akibat virus Covid-19 akan langsung diberikan perlakuan sesuai standar SOP yang berlaku. Yakni, pemandian hingga pensterilan, pengkafanan hingga prosedur pemakaman. Yang berbeda ialah jasad wajib dimasukkan kedalam body bags plastic untuk menghindari adanya penularan.
Penularan dapat terjadi jika ada cairan dari dalam tubuh pasien COVID-19 yang tidak sengaja tersentuh oleh pihak lain. Namun, jika sudah bungkus kafan serta body bags Plastic ini sudah dipastikan aman.
Sehingga, warga diimbau tak perlu takut akan hal ini. Perlu diketahui jika virus Corona ini akan ikut mati bersama jasad yang membusuk. Dan virus tak akan menyebar melalui media tanah.
Penyebaran virus Corona yang bertambah pelik memang membuat situasi makin runyam. Belum lagi dampak-dampak lain yang ikut memperkeruh suasana.
Padahal intinya ialah mengisolasi diri secara mandiri alias stay at home untuk memutus mata rantai virus tersebut. Jika interaksi sosial dibatasi sedemikian rupa, virus akan susah berkembang karena tak menemukan inang untuk melakukan penularan. Maka dari itu, pemerintah banyak mengimbau, untuk mengikuti anjuran dan aturan pemerintah terkait hal ini.
Penerapan – penerapan berbagai macam anjuran seperti cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, pemakainya masker hingga melakukan physical distancing. Merupakan upaya pemerintah untuk menekan anak ekspansi virus agar tak meluas.
Berkaca dari pengalaman negara lain yang menerapkan aturan-aturan ini juga menunjukkan kemajuan Yang signifikan. Bahkan, di Wuhan, kota asal virus ini berkembang sudah dinyatakan bersih. Hal ini adalah berita yang menggembirakan. Dalam artian, Indonesia pastinya juga bisa sepeti Wuhan.
Yang perlu dilakukan saat ini ialah tetap menaati imbuan yang dikeluarkan pemerintah. Kendati kita sudah merasa aman alias sehat. Tapi, faktanya kita bisa tetap menjadi agen penularan. Bukankah hal ini mengerikan. Virus yang notabene tak kasatmata ini Mengancam kita juga keselamatan orang lain. Maka dari itu kita wajib bersinergi untuk terus mengupayakan agar penularan COVID-19 dapat segera dihentikan.
Terkait jenazah yang masih jadi kontroversi ini, ada baiknya mencari sejumlah literatur yang betul-betul akurat. Yang mana terdapat pernyataan-pernyataan dari pakar untuk lebih meyakinkan pemahaman yang kita punya.
Intinya, kita tak boleh menyimpulkan sendiri terkait Virus Corona. Karena akibatnya bisa sangat fatal. Hubungannya ialah penerapan di lapangan. Jika informasi yang didapatkan saja sudah salah, tentu pengaplikasiannya ikut ruwet. Parahnya, keyakinan-keyakinan masyarakat pada umumnya sulit sekali untuk diubah. Jika sudah A ya A! Padahal belum tentu hal tersebut benar.
Belum terlambat, untuk mencari aneka sumber informasi yang original dan akurat akan COVID-19. Bukankah sekarang banyak aplikasi-aplikasi yang menyediakan berita terkait virus tersebut.
Berapa jumlah pasien terjangkit, jumlah kematian, kesembuhan hingga informasi penting lainnya. Termasuk prosedur memperlakukan jasad para positif COVID-19 secara aman. Kini, bukan saatnya lagi masabodoh atas segala yang berhubungan Corona virus ini. Melindungi diri dan orang lain dirasa penting demi memutus penyebarannya agar tidak meluas.
Penulis adalah pemerhati sosial masyarakat, aktif dalam kajian Pustaka Institute
Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8, Prabowo Subianto, ke China dan Amerika Serikat (AS) baru-baru…
Kunjungan Kerja Presiden Prabowo Memperkuat Jaringan Ekonomi Global untuk Pemerataan Ekonomi Presiden Republik Indonesia, Prabowo…
Mengapresiasi Komitmen Presiden Prabowo Lanjutkan Pembangunan IKN, Guna Ciptakan Rasa Aman Investor Oleh: Nurul Janida…
Jakarta — Dalam rangka mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah diupayakan sebagai kota…
Dukungan Riset UI Berkontribusi Besar terhadap Pembangunan IKN di Era Presiden Prabowo Jakarta — Dalam…
Mendorong Kesadaran Publik untuk Melawan Politik Uang di Pilkada 2024 Oleh : Gema Iva Kirana…