Kontool, startup asal Jerman jadi pembicaraan karena namanya terdengar mirip penyebutan alat vital pria dalam bahasa Indonesia. Karena viral oleh netizen Indonesia, perusahaan tersebut meresponsnya dengan berandai-andai jika mereka masuk pasar Indonesia.
Respons ini pun ditanggapi regulator di sektor TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Apa kata mereka?
Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan, pada prinsipnya Indonesia terbuka dengan aplikasi atau startup dari luar untuk masuk ke Indonesia. Sama halnya Indonesia mendorong startup lokal untuk go internasional.
Baca Juga
“Tentu saja untuk aplikasi dari Jerman tersebut, yang namanya cukup membuat kaget atau mungkin tersenyum warga Indonesia, perlu menyesuaikan nama produknya jika memang berniat masuk ke Indonesia,” kata Ferdinandus kepada kataindonesia.com, Rabu (4/9/2019).
Penyesuaian nama tersebut, tentunya agar bisa ‘klik’ dengan budaya Indonesia.
“Supaya bisa pas dengan budaya Indonesia. Nama produk tentu sangat berpengaruh terhadap tingkat penerimaan konsumen,” ucap Nando, begitu ia disapa.
Dilihat di websitenya, Kontool adalah perusahaan yang memberikan solusi bagi para pebisnis berupa software untuk menganalisis berbagai kondisi bisnis perusahaan, melakukan review finansial, sampai merancang target perusahaan di masa depan.
“Bantuan untuk mengambil keputusan yang simpel, cepat dan mudah dipahami untuk manajemen perusahaan,” sebut mereka tentang produknya.
“Dengan Kontool, kami telah menciptakan perangkat lunak yang menggabungkan hasrat dan pengalaman konsultasi kami. Ini adalah solusi bisnis kecil yang dapat mengakses data kapan saja, di mana saja. Dan kami tidak lupa bahwa di Kontool: menyenangkan untuk dikerjakan!,” kata mereka di halaman About Us.
Intinya, jika perusahaan memakai software mereka, maka segala macam data bisnis bisa dikelola dengan efisien. Menilik klarifikasi mereka di Facebook soal ramainya Kontool di Indonesia, perusahaan ini berambisi ingin menaklukkan pasar domestik.