TNI dan Polri Bersatu Jaga Ketertiban, Demo Damai Wujud Kedewasaan Demokrasi
JAKARTA — Soliditas antara seluruh jajaran aparat keamanan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) semakin terlihat secara nyata dalam menjaga ketertiban di tengah dinamika politik nasional yang terjadi.
Kolaborasi antar kedua institusi keamanan tersebut memastikan demonstrasi yang digelar berbagai elemen masyarakat berlangsung damai, tertib, dan mencerminkan kedewasaan demokrasi di Indonesia.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa sinergitas TNI dan Polri merupakan fondasi penting dalam menjaga stabilitas bangsa.
“Kami bersama Polri akan selalu berada di garis terdepan untuk melindungi rakyat dari provokasi maupun upaya yang merusak kedamaian,” katanya.
“Jangan sampai masyarakat terjebak dalam isu adu domba yang hanya merugikan kepentingan bangsa,” ujar Panglima TNI tersebut.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menambahkan bahwa soliditas aparat bukan sebatas slogan, melainkan wujud nyata komitmen bersama.
“Soliditas ini bukan hanya jargon, melainkan komitmen nyata. Setiap ancaman terhadap stabilitas publik akan kami tangani bersama,” ucapnya.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk tetap waspada terhadap informasi menyesatkan yang dapat memicu keresahan,” ungkap Kapolri.
Sinergi yang kokoh tersebut tampak dalam berbagai momentum, termasuk pengamanan aksi unjuk rasa pada September 2025.
Aparat TNI-Polri mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis, sehingga aspirasi masyarakat dapat tersampaikan tanpa gesekan.
Keberhasilan menjaga demonstrasi tetap damai sekaligus menunjukkan bahwa aparat tidak menghalangi kebebasan berpendapat, melainkan mengawal agar hak konstitusional itu berjalan tertib.
Koordinator Aliansi Solidaritas Rakyat Indonesia (ASRI) sekaligus Komite Nasional Perempuan Indonesia (KNPRI), Fikri, menegaskan pentingnya menjaga etika dalam menyampaikan aspirasi.
“Segala bentuk tindak anarkis, vandalisme, serta upaya membenturkan rakyat dengan aparat kepolisian maupun TNI hanya akan merugikan masyarakat,” jelasnya.
“Itu merusak citra perjuangan, mencederai semangat demokrasi, bahkan merupakan tindakan tercela dan biadab,” ujar Koordinator ASRI itu.
Fikri menambahkan bahwa demokrasi semakin kokoh jika aspirasi disampaikan secara beradab.
Ia menyampaikan keyakinan bahwa kepemimpinan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto akan menghadirkan solusi konkret bagi stabilitas sosial dan kesejahteraan rakyat.
Soliditas TNI-Polri bersama masyarakat menjadi bukti bahwa demokrasi Indonesia mampu berjalan dinamis tanpa harus jatuh ke dalam anarkisme.
Demonstrasi yang damai menjadi wujud nyata kedewasaan bangsa dalam berdemokrasi sekaligus simbol persatuan untuk menjaga masa depan Indonesia yang aman dan maju. (*)