Tulisan oleh : Alexander Steven
Kurang lebih dua bulan lagi, Indonesia akan mencetak rekor. Karena untuk pertama kalinya Pemilu Presiden dan Pemilu anggota Legislatif akan diselenggarakan secara serentak. Sudah muncul perdebatan akan siapa yang akan memimpin negara tercinta ini. Kedua kandidat Presiden dan Wakil Presiden adalah: Joko Widodo – Ma’aruf Amin sebagai paslon nomor satu dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno sebagai paslon nomor dua. Keduanya dianggap rakyat Indonesia sebagai, kandidat terbaik untuk memimpin dan membawa seluruh rakyat Indonesia maju lebih baik lagi kedepannya.
Baca Juga
Sayangnya, pemilu yang akan diselenggarakan pada 17 April 2019 tersebut sudah diwarnai dengan adanya berita hoax dari kedua pendukung calon presiden tersebut. Berita palsu itu terkesan seperti api yang membakar hutan-hutan dengan cepatnya. Banyak masyarakat Indonesia yang termakan oleh “api” tersebut. Otak mereka seakan-akan dicuci dengan informasi-informasi yang tidak benar dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baik lawan. Oleh sebab itu, untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pemilu nanti, perlu dilakukan yang namanya pengecekan informasi.
Sebenarnya sudah cukup banyak tindakan yang telah dilakukan oleh pemerintah kita untuk memberantas penyebaran berita hoax seperti ini. Mulai dari membatasi jumlah opsi ‘bagikan’ pada aplikasi pesan dalam jaringan seperti WhatsApp, hingga menutup website penyebar berita hoax tersebut dan menindak pidana si penyebar. Namun, apabila kita tidak ikut membantu pemerintah dalam penghapusan berita-berita seperti ini, hasilnya tidak akan maksimal dan akan sulit untuk dicegah apabila kita sendiri masih menyebarkan berita hoax tersebut. Bahkan yang lebih buruk apabila kita menganggap berita tersebutlah yang benar dan mengabaikan berita lainnya yang mungkin ternyata adalah berita asli sesungguhnya.
Oleh sebab itu, sebelum kita menyebarkan informasi yang kita terima, akan jauh lebih baik apabila kita membuka terlebih dahulu sumber yang tertera. Apakah sumber tersebut valid? Apakah berita yang tercantum sudah diverifikasi oleh pihak-pihak terkait? Atau jangan-jangan berita tersebut hanyalah ujaran yang mengandung kebencian, informasi palsu, dll. Perlu diketahui, dengan adanya penyebaran berita hoax tersebut, kita turut merusak rasa harmoni dan damai yang telah tercipta. Memang betul kita semuanya mempunyai pilihan. Tapi apabila kita sampai mempengaruhi orang lain agar ikut dengan pendapat atau pilihan kita, hal tersebut tidak patut kita lakukan.
Apabila kita menerima sebuah berita, hal yang paling pertama kita baca adalah judul berita. Maka dari itu, periksalah dan waspada terhadap judul berita yang bersifat provokatif atau terkesan menghasut pembaca. Selanjutnya, cek terlebih dahulu keaslian dan fakta yang tercantum dalam berita, seperti diambil dari sumber apa, berita cenderung berisi opini atau fakta, dan lain sebagainya. Lalu, teliti keaslian foto yang ada dalam berita. Apakah foto tersebut benar-benar terjadi atau asli? Atau mungkin telah diedit dan direkayasa dengan tujuan menghasut pembaca untuk berpikir bahwa hal tersebut benar-benar terjadi.
Yang kedua ialah melaporkan akun-akun atau pengunggah website penyebar hoax ke pihak berwajib. Kita dapat melaporkannya dengan mengirimkan surat elektronik kepada aduankonten@mail.kominfo.go.id untuk diperiksa kembali. Mesin pencari dan aplikasi media sosial juga biasanya memiliki fitur ‘laporkan’ untuk konten yang mengandung informasi palsu atau konten menghasut dan tidak pantas. Semakin sedikit pengunggah berita hoax, semakin kecil pula kemungkinan berita-berita tersebut sampai ke rakyat.
Selanjutnya adalah menonton berita dari saluran televisi atau radio daripada melalui ponsel atau internet. Karena berita-berita yang disiarkan di televisi jauh lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenaran, kevalidan atau keabsahannya. Yang terakhir adalah bergabung dengan grup anti-hoax. Misalnya seperti grup diskusi anti-hoax, forum anti fitnah, dll. Kita bisa membaca klarifikasi yang telah diberikan orang lain atau bertanya apakah informasi yang telah kita terima benar atau bukan.
Itulah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk melawan hoax demi suksesnya pemilu 2019 yang damai, berkualitas, dan bermartabat serta terwujudnya keberlanjutan pembangunan nasional. Kita sebagai netizen harus bisa lebih cerdas dan selektif dalam menelaah isi berita dan jangan mudah ikut terpancing. Apabila masing-masing orang menerapkannya, makan tidak ada lagi kekacauan yang disebabkan oleh adanya berita hoax seperti ini. Buatlah Indonesia bebas dari berita hoax dan kebencian demi perdamaian dan kerukunan seluruh masyarakat. Mari sukseskan pemilu 2019 nanti!