Oleh : Sapri Rinaldi (Pengamat Sosial dan Politik)
KataIndonesia.com – Tak terasa beberapa minggu lagi tahun 2019 akan mengganti tahun 2018. Menjelang pergantian tahun, sudah sewajarnya dilakukan evaluasi terhadap kinerja satu tahun ke belakang guna meningkatkan apa yang ada menjadi lebih baik.
Termasuk dalam dunia politik, di penghujung 2018 tentu semakin dekat dengan tutup buku pemerintah, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif periode 2014-2019, yang semakin dekat dengan puncak perayaan pesta demokrasi, 17 April 2019.
Baca Juga
Dari sekian banyak tokoh nasional atau pejabat pemerintahan, masing – masing tentu memiliki catatan kinerja, begitu pula dengan salah satu pejabat Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Fadli Zon merupakan sosok fenomenal sebagai seorang wakil rakyat.
Selain menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, Fadli merupakan Wakil Ketua Umum Gerindra yang menjadi lawan politik pasangan Capres Petahana. Fadli Zon bukanlah orang dengan prestasi biasa-biasa saja ketika menjadi seorang mahasiswa. Fadli Zon mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat summa cum laude. Ia kemudian melanjutkan studinya di program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB UI).
Lalu pada tahun 1994 terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional dan memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN arsities Debate IV (1994) di Malaysia. Pada tahun 2002, ia mengenyam pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade.
Percaya atau tidak, hal ini bisa dibuktikan hanya dengan mencari melalui google (googling) dengan mengetik “Prestasi Fadli Zon”. Setelah googling dapat ditemukan sebuah prestasi besar dari seorang Fadli Zon, yaitu sebagai pengkritik pemerintah. Ya, kritikus pemerintah, dimana Fadli menjadi bagian pemerintah walaupun dalam kapasitas sebagai legislator.
Kecerdasan berpikir Fadli Zon tidak serta merta membawa kejayaan bagi DPR RI. Hampir tak ditemukan prestasi kerja Fadli Zon selama menjabat sebagai wakil rakyat sampai tahun ke-4 masa kepemimpinannya. Tidak sedikit kritik Fadli Zon terhadap pemerintahan Jokowi – JK, diantaranya kritik terhadap pembangunan infrastruktur, prestasi dan penghargaan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kritik terhadap prestasi dan kerja Ahok, dan masih banyak lainnya.
Sementara itu, hal aneh ialah ketika Fadli rutin mengkritik pemerintah namun ternyata prestasi kerja DPR sangat jauh dari harapan. Rasanya sudah bukan rahasia lagi jika kinerja anggota dewan kita di Senayan amburadul adanya.
Rapor buruk kinerja DPR ini diungkapkan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia yang menyebutkan kinerja DPR, utamanya di tahun ini benar-benar kacau.
Dari mulai minimnya jumlah UU yang disahkan, sampai ketidakhadiran para anggota DPR dalam agenda rapat. Formappi mencatat, pada masa sidang 2018/2019, dari 24 Rancangan Undang-undang (RUU) yang seharusnya dibahas oleh DPR, hanya 16 yang masuk dalam pembahasan, dan hanya 3 yang berhasil disahkan menjadi UU.
Dari segi kehadiran jauh lebih memprihatinkan lagi. Dalam berbagai rapat sidang yang diselenggarakan oleh DPR, banyak anggota dewan yang tidak hadir.
Bahkan, hampir seluruh sidang hanya dihadiri kurang dari separuh jumlah keseluruhan anggota DPR. Rapat sidang paripurna kesembilan yang diselnggarakan pada 3 Desember 2018 kemarin, misalnya. Rapat yang membahas tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR) dan Larangan Minuman Beralkohol itu hanya dihadiri oleh 151 dari total 560 anggota dewan.
Terkait dengan kinerja buruk, jeblok, dan amburadul DPR ini, Fadli Zon meminta agar rakyat memakluminya. Menurut Fadli, penurunan kinerja anggota DPR ini adalah hal yang wajar sebab di tahun politik ini, banyak anggota dewan yang sibuk berkampanye karena mereka mendaftarkan diri kembali menjadi calon anggota legislatif untuk periode berikutnya.
Hal ini tentu sangat kontradiktif dengan kritikan Fadli Zon terhadap pemerintah selama ini. Ibaratnya kuman di seberang lautan nampak jelas, sementara gajah di pelupuk mata tidak dilihat. Ada baiknya jika Fadli Zon lebih fokus pada capaian kinerja DPR daripada sibuk nyinyir di media. Karena rakyat saat ini sudah cerdas. Untuk apa memaklumi kinerja wakil rakyat yang kebanyakan nyinyir? Lebih baik menjaga mulut dan bekerjalah dengan sesuai kewenangan masing-masing demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.