Oleh : Deka Prawira
Tren kenaikan kasus baru Covid-19 terus terjadi dan memicu kekhawatiran korban yang semakin banyak. Namun demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang karena Prokes 5M dan vaksinasi masih menjadi senjata ampuh dalam memerangi Covid-19.
Covid-19 terus bermutasi, hal tersebut diamini oleh Kepala LBM Eijkman, Amin Subandono yang mengatakan bahwa mutasi virus covid-19 seperti virus yang lainnya dan terus terjadi, sehingga perlu upaya keras untuk mencegah mutasi virus dengan memutus mata rantai replikasi atau penyebarannya.
Tentu saja ada 2 senjata ampuh yang dapat ditempuh untuk memerangi Covid-19, yakni dengan mentaati protokol kesehatan 5M dan meminimalisasi pergerakan masyarakat hingga mendoront terciptanya herd immunity melalui vaksinasi, hal tersebut menjadi kunci untuk mencegah mutasi virus corona.
Kita tak dapat mengelak bahwa nyatanya ketertiban masyarakat dalam menaati protokol kesehatan akhir-akhir ini agak menurun. Kemungkinan turunnya kesadaran kepatuhan terhadap protokol kesehatan tersebut karena jenuhnya masyarakat saat terhadap pandemi.
Sehingga ketika libur lebaran tiba, tidak sedikit masyarakat yang berlibur ke tempat wisata, menggelar hajatan dan aneka keramaian lainnya, sehingga sangat dimungkinkan hal tersebut akan melibatkan seseorang yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Sebagian masyarakat yang tidak mengenakan masker beralasan bahwa mereka sudah mendapatkan vaksin, sehingga malas memakai masker. Padahal epidemiolog Laura Yamani telah menuturkan bahwa siapapun yang sudah mendapatkan vaksinasi, harus tetap mentaati protokol kesehatan. Karena fungsi vaksin hanya mengurangi gejala ketika terinfeksi.
Dirinya juga menambahkan, protokol kesehatan yang harus ditaati tidak hanya 3M tetapi 5M. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Dirinya juga menegaskan bahwa kerumunan dapat meningkatkan risiko penularan corona, begitu juga apabila terdapat pergerakan masyarakat secara massal.
Mobilitas massal terbukti menaikkan jumlah pasien corona.
Terbukti dalam 1 minggu, jumlah orang yang terinfeksi virus covid-19 bertambah, dari 4.000 menjadi 5.000 orang dalam sehari, sehingga jumlah pasien corona di Indonesia mencapai 1,7 juta orang. Kenaikan tersebut terjadi pasca libur lebaran. Tentu saja data ini valid karena dikeluarkan langsung oleh Tim Satgas Covid-19.
Mengurangi mobilitas merupakan langkah kecil yang bisa kita lakukan untuk berperang melawan pandemi, hal ini harus dilakukan daripada terbaring di Rumah Sakit yang saat ini tengah kelabakan mencari oksigen.
Selain mentaati protokol kesehatan 5M, Vaksinasi juga wajib dijalani oleh seluruh WNI, apalagi program ini gratis.
Selain itu, vaksin corona juga dijamin aman dan halal sebagaimana fatwa yang dikemukakan oleh MUI, sehingga tidak boleh ada keraguan di dalamnya.
Hasil Survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan bahwa sebanyak 49% warga bersedia atau berkenan untuk mendapatkan vaksin corona. Kemudian 29% lainnya menolak.
Direktur SMRC Deni Irvani menuturkan, bahwa data ini harus disikapi secara serius. Sebab, penolakan dan keraguan besar di masyarakat berpotensi mengganggu target pembentukan kekebalan kelompok alias herd immunity yang dipatok pemerintah.
Vaksin merupakan produk zat biologi berupa antigen yang dibuat dengan tujuan merangsang pembentukan kekebalan spesifik terhadap bakteri atau virus penyebab penyakit tertentu, sehingga apabila terpapar, orang yang mendapat vaksin dapat terhindar dari penularan atau terhindar dari sakit berat akibat penyakit tersebut.
Vaksin akan bekerja ketika dimasukkan ke dalam tubuh baik melalui jalur suntikan, oral ataupun intranasal.
Vaksin Covid-19 sendiri merupakan vaksin yang diberikan melalui jalur suntikan ke dalam massa otot lengan atas untuk menstimulasi sistem imun atau kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
Vaksin Covid-19 menjadi penting karena vaksin tersebut menawarkan perlindungan berupa kekebalan tanpa perlu terinfeksi virus corona.
Selain itu, vaksinasi juga bertujuan untuk mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok. Hal ini penting dikarenakan ada sebagian orang yang belum atau tidak dapat divaksin seperti orang yang mengidap autoimun, anak-anak, dll.
Untuk mencapai herd immunity tentu saja pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, dibutuhkan juga peran swasta dalam mewujudkan kekebalan kelompok.
Selain itu Vaksinasi juga bermanfaat untuk sektor ekonomi, karena jika masyarakat memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik untuk melawan penyakit Covid-19, maka kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat bisa diadakan kembali seperti sediakala.
Prokes 5M dan vaksinasi adalah 2 senjata ampuh dalam melawan pandemi, tak ada pilihan lain selain menggunakan kedua senjata tersebut agar pandemi dapat segera berakhir.
Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Adu strategi dan kepiawaian dari masing-masing tim sukses dan partai politik untuk mengaget dukungan pemilih…
JAKARTA - Pengamat Pemilu dari Rumah Demokrasi, Ramdansyah meminta publik untuk melihat dari berbagai perspektif…
Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat dalam melawan penyebaran narkoba yang merusak generasi bangsa.…
Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmen kuatnya dalam memberantas peredaran narkoba di…
Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, UMKM menjadi salah satu pilar utama dalam upaya percepatan…
JAKARTA - Pengamat Pemilu dari Rumah Demokrasi, Ramdansyah meminta publik untuk melihat dari berbagai perspektif…