Oleh : Ridwan Bachtiar (Penulis adalah Pengamat Masalah Politik)
Pencoblosan telah selesai dilaksanakan, masyarakat Indonesia telah memberikan pilihannya dengan meninggalkan harapan besar akan arah nasib bangsa pada 5 tahun ke depan. Namun hingga kini kedua kubu masih saling memberikan klaim pemenangan atas paslon yang diusungnya. Mereka juga saling adu hasil survei, bahkan ada juga yang telah mendeklarasikan kemenangan untuk kubunya.
Dengan nada berapi – api, Prabowo mengatakan kemenangannya berdasarkan hasil hitung internal. Ia pun meminta kepada para pendukungnya untuk tidak berhenti mengawasi jalannya Pilpres 2019.
“Ini kemenangan bagi rakyat Indonesia, seluruh rakyat Indonesia, dan saya katakan disini, saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia, dan bagi saudara sekalian yang membela 01, tetap kau akan saya bela,” ujar Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menutup pidatonya dengan takbir lalu bersujud. Lalu beredar pula kabar di sosial media sebuah poster yang mengajak massa untuk menggelar syukuran kemenangan Prabowo – Sandiaga di Monas. Acara itu sedianya digelar pada Jumat malam pukul 19.30 WIB, dengan diawali dengan Shalat Isya’.
“Gema Nisfu Sya’ban. Syukur kemenangan Capres – Cawapres hasil itjima’ ulama,” tulis poster tersebut.
Slamet Maarif selaku ketua PA 212 turut menyerukan kepada Umat Muslim untuk mensyukuri kemenangan Prabowo – Sandiaga dengan berjalan kaki dari Masjid Istiqlal ke Monumen Nasional dan Bundaran HI. Namun, kembali beredar informasi bahwa acara tersebut akan dipindahkan ke kediaman Prabowo di Kebayoran baru, pada Jumat siang pukul 13.30 WIB.
Perlu diketahui sebelumnya, bahwa Prabowo telah memberikan pidato yang mengklaim bahwa dirinya dan Sandiaga telah memenangkan Pilpres 2019 dengan perolehan suara mencapai 62 persen. Klaim tersebut berdasarkan perhitungan riil dan exit poll yang dilakukan Badan Pemenangan Nasional Prabowo – Sandiaga. Padahal, mayoritas lembaga survey menunjukkan sebaliknya : yaitu torehan suara Prabowo masih dibawah torehan pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin.
Hal ini tentu akan menimbulkan tanda tanya besar, kenapa Kubu Prabowo – Sandiaga terlampau percaya diri untuk mendeklarasikan kemenangannya, padahal KPU juga belum menetapkan siapa pemenangnya. Dalam hal ini Prabowo sebaiknya jangan sampai terjebak dalam sikap takabur, karena pada tahun 2014 yang lalu, hasil hitung cepat pada beberapa lembaga survei juga memberikan torehan lebih tinggi dari lawannya yaitu pasangan Jokowi – JK. Namun pada akhirnya sujud syukur yang telah dilakukan Prabowo tidaklah bermakna. Hal tersebut dikarenakan KPU pada akhirnya memenangkan Pilpres dengan raihan 53,15 persen suara, sedangkan Kubu Prabowo saat itu hanya meraih 46,85 persen suara.
Klaim akan kemenangan Prabowo juga ditanggapi oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, pihaknya mengatakan bahwa klaim kemenangan Prabowo – Sandiaga tidak akan mengganggu proses penghitungan suara yang tengah dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dirinya yakin bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah bekerja setcara tuntas dan profesional.
“Nggak (mengganggu). KPU akan menjalankan tugasnya secara professional, saya yakin itu,” Kata Moeldoko.
Pihaknya juga mengakui bahwa mendapatkan keluhan dari rekan – rekannya yang terjadi di lapangan. Kendati demikian, Moeldoko juga meminta kepada semua pihak untuk memahami banyaknya tugas KPU seta masalah – masalah yang dihadapi di Pilpres 2019.
Dalam kesempatan berbeda, TGB yang merupakan Korbid Keumatan Partai Golkar berpendapat bahwa, Jokowi yang dia usung juga menang dalam berbagai lembaga survei yang melakukan quick count. Bedanya kubu Jokowi tidak melakuka perayaan kemenangan secara berlebihan.
“Tanggung masing – masing. Tidak ada satupun orang yang bisa melarang deklarasi,” tutur TGB.
Selain itu dirinya juga berpendapat bahwa, terkait adanya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2019 kali ini, dirinya mengatakan bahwa hal seperti itu hanyalah klaim. Dirinya menghimbau bahwa sebaiknya semua pihak menghormati pelaksanaan pesta demokrasi kali ini.
“Klaim, dugaan itu sudah ada klaim untuk menyelesaikannya. Saya pikir kita sebagai bangsa kan perlu menghormati apa yang rakyat sudah sampaikan dalam pemilu ini,” ujarnya.
Dirinya juga mempersilakan bagi pihak yang tidak terima dengan hasil Pilpres kali ini, agar membawa permasalahan tersebut ke lembaga terkait.
Klaim pemenangan Prabowo tentu merupakan euforia yang terlalu dini apabila dirayakan secara besar – besaran. Hal ini karena berdasarkan jadwal penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang dirilis oleh KPU, setelah Pemilu berlangsung serentak pada Rabu, 17 April 2019, rekapitulasi perhitungan suara akan diadakan sejak Kamis, 18 April 2019 hingga Rabu, 22 Mei 2019.
Ancam Stabilitas Bangsa, Presiden Prabowo Perkuat Pengawasan Peredaran Narkoba Oleh: Darmawan Hutagalung Presiden Prabowo Subianto…
Presiden Prabowo Subianto terus melakukan berbagai upaya pemberantasan narkoba. Salah satunya adalah bertemu dengan Presiden…
Indonesia Perkuat Kerja Sama Internasional untuk Meningkatkan Ekspor UMKM Oleh: Arsyinta Mentari Indonesia terus memperkuat…
Presiden Prabowo Berkomitmen Berdayakan UMKM Lewat Program Penghapusan Utang Jakarta, - Presiden Republik Indonesia, Prabowo…
Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8, Prabowo Subianto, ke China dan Amerika Serikat (AS) baru-baru…
Kunjungan Kerja Presiden Prabowo Memperkuat Jaringan Ekonomi Global untuk Pemerataan Ekonomi Presiden Republik Indonesia, Prabowo…