Oleh : Heru Pratama (Pengamat Masalah Sosial Politik)
Masyarakat Indonesia tentunya tidak asing dengan Fadli Zon. Percaya atau tidak, hanya dengan mencari “Prestasi Fadli Zon”, melalui Google, dapat ditemukan sebuah prestasi besar dari seorang Fadli Zon, yaitu sebagai pengkritik pemerintah. Ya, kritikus pemerintah, dimana Fadli menjadi bagian pemerintah walaupun dalam kapasitas sebagai legislator.
Sosok fenomenal ini terkenal sebagai orang yang aktif mengkritisi pemerintah, baik secara langsung maupun lewat puisi karyanya. Ini didukung oleh riwayat pendidikannya yang lulus dari Jurusan Sastra Rusia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Sampai saat ini, Fadli Zon telah membuat 30 puisi, dengan rincian 8 puisi dibuat selama kampanye Pilpres 2014, 4 puisi dibuat pada 2016, 7 puisi dibuat pada 2017, 8 puisi dibuat pada 2018, dan 3 puisi dibuat pada 2019.
Tak jarang puisinya memicu kontroversi karena dianggap menyinggung pihak tertentu, seperti yang sempat heboh beberapa waktu lalu, yaitu puisi berjudul “Doa yang Ditukar”. Puisi tersebut menimbulkan aksi protes dari kalangan santri dan umat Islam di berbagai daerah karena dinilai menghina ulama, Mbah Moen.
Selain puisi, aksi nyinyir Fadli Zon terhadap Jokowi dan pemerintahannya juga kerap mengundang berbagai respons para tokoh hingga masyarakat awam. Seperti yang diketahui, Fadli Zon merupakan pendukung Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Pihak pendukung kubu Paslon 02 tentunya mendukung segala hal yang dikritik Fadli Zon terhadap pemerintahan Jokowi selama ini. Sementara pendukung Capres petahana menganggap nyinyiran Fadli Zon selama ini hanya fitnah belaka, tanpa dasar bukti yang kuat.
Pada 2013 lalu, Capres Prabowo Subianto pernah menyebut bahwa kriteria calon pemimpin masa depan sangat tinggi. Selain cerdas dan memiliki intelektualitas tinggi, calon pemimpin juga harus memiliki perpustakaan dan penerbitan buku, seperti dilakukan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon.
Oleh sebab itu, dengan kecerdasan yang dimiliki dan pengetahuannya yang luas karena memiliki perpustakaan, Fadli Zon dinilai Prabowo cocok jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk pemerintahan mendatang.
Hingga saat ini, pernyataan Prabowo itu masih menggelitik telinga.
Yakinkah Prabowo saat mengatakan sosok Fadli Zon yang hobi nyinyir pantas menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan? Fadli Zon juga terkenal hobi mem-block orang di media sosial yang berseberangan dengan dirinya.
Apa jadinya bangsa ini jika Menteri Pendidikan dan Kebudayaannya adalah Fadli Zon yang hobi nyinyir dan suka mengkritik tapi tak mau dikritik? Belum lagi kelakuan su’ul adabnya. Mulai dari mempertanyakan apa pengaruhnya untuk bangsa jika Sandiaga melompati makam dan membuat puisi yang diduga menyindir Mbah Moen.
Jika penilaian Prabowo bahwa orang yang memiliki perpustakaan dan percetakan buku serta berpengetahuan luas yang pantas menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, masih banyak orang lain yang memiliki sikap santun, yang masuk dalam kriteria tersebut.
Mengurus kinerja DPR pun Fadli belum tuntas, seperti yang diungkapkannya bahwa intensitas kinerja anggota DPR menjelang Pemilu Legislatif 2019 mengalami penurunan.
Entah apa jadinya kualitas anak-anak Indonesia jika Fadli Zon dipilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kubu Prabowo memang unik. Para pendukungnya pun banyak yang nyentrik. Pilihan ada di tangan rakyat. Jangan sampai timbul penyesalan atas pilihan kita untuk lima tahun ke depan.
Ancam Stabilitas Bangsa, Presiden Prabowo Perkuat Pengawasan Peredaran Narkoba Oleh: Darmawan Hutagalung Presiden Prabowo Subianto…
Presiden Prabowo Subianto terus melakukan berbagai upaya pemberantasan narkoba. Salah satunya adalah bertemu dengan Presiden…
Indonesia Perkuat Kerja Sama Internasional untuk Meningkatkan Ekspor UMKM Oleh: Arsyinta Mentari Indonesia terus memperkuat…
Presiden Prabowo Berkomitmen Berdayakan UMKM Lewat Program Penghapusan Utang Jakarta, - Presiden Republik Indonesia, Prabowo…
Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8, Prabowo Subianto, ke China dan Amerika Serikat (AS) baru-baru…
Kunjungan Kerja Presiden Prabowo Memperkuat Jaringan Ekonomi Global untuk Pemerataan Ekonomi Presiden Republik Indonesia, Prabowo…