Oleh: Aulia Hawa
Virus Corona yang mewabah sejak beberapa bulan lalu memicu kekhawatiran bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali ke Indonesia. Pemerintah Indonesia pun bertindak cepat guna mengantisipasi dampak penyebaran virus Corona.
Wabah virus yang menyerang China merupakan masalah kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab seluruh amat manusia. Mengingat virus ini dapat menyebar luas kemana saja tanpa mempedulikan batas negara. Tidak ada satu negara pun di dunia yang menghendaki wilayahnya terpapar virus yang menakutkan ini. Karena itu menyangkut keselamatan nyawa seluruh manusia.
Virus Corona memunculkan isu ancaman kesehatan lintas-batas negara. Ancaman Virus Corona sangat berbeda dengan provokasi China coast guard dan kapal-kapal nelayannya di Natuna sewaktu ketegangan terjadi antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah China. Walaupun memiliki sifat mengancam namun bentuk, cara merespon, pihak yang merespon, obyek ancaman, dan konsekuensinya berbeda.
Dampak ekonomi sangat terasa dari mewabahnya virus Corona, ekses negatif terhadap perekonomian setidaknya sudah terlihat dari koreksi di pasar modal, yaitu Indeks Hang Seng dan Shanghai Composite Indeks. Usai pemberitaan ini, Reuters (21 Januari) melaporkan dalam Asia Shares Lurch Lower, Flu Concerns a Possible Culprit bahwa adanya penurunan tajam pasar modal di hampir seluruh Asia, karena kekhawatiran penyebaran virus Corona secara masif. Saham Hangseng menurun -2,45% sejak berita virus Corona menyebar keluar China. Sementara itu, Shanghai Composite Index terkoreksi sebesar -1,78%.
Dampak kerugian Corona bagi perekonomian Indonesia menyasar ke sektor pariwisata, perdagangan, investasi, dan pertambangan. Pada titik ekstrim, sektor pariwisata bisa terkena dampak berupa penurunan jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, terutama yang berkunjung ke Bali. Hal ini terjadi karena dari Bali terdapat penerbangan langsung dari Wuhan, China, asal virus tersebut.
Penurunan kunjungan turis bisa terjadi akibat travel allert dari negara-negara yang warganya banyak ke Indonesia, terutama Bali. Hal ini sangat mungkin terjadi karena China merupakan negara asal turis mancanegara terbesar ketiga di Indonesia. Per November 2019, jumlah turis Negeri Tirai Bambu yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 147.500 pelancong atau 11,7% dari total turis asing. Komposisi ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk meyakinkan dunia bahwa virus Corona tidak akan masuk ke Indonesia.
Sektor berikutnya yang terancam adalah perdagangan, investasi dan pertambangan. Indonesia memiliki keterkaitan perdagangan dengan China. Porsi perdagangan (impor) nonmigas dari China pada 2019 adalah yang terbesar yaitu 29,95% atau US$44,58 miliar sepanjang 2019. Dengan porsi besar tersebut, probabilitas penularan virus melalui aktivitas perdagangan sangat mungkin terjadi.
Dari semua kemungkinan kerugian yang bisa terjadi akibat penularan virus Corona, Pemerintah Indonesia telah menunjukkan kapabilitas dalam menangani penyebaran virus Corona. Sebanyak 238 WNI dari Wuhan (titik nol virus Corona) yang di observasi di Natuna, semuanya dinyatakan tidak ada yang terjangkit. Pujian disampaikan dari perwakilan WHO Indonesia dengan mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia sudah melaksanakan karantina sesuai standar WHO dan tidak ada warga yang tertular virus Corona.
Apresiasi ini seakan menjawab keraguan dunia internasional akan kemampuan Indonesia dalam menangani penyebaran virus Corona. Wajar jika dipertimbangkan bahwa dengan jumlah penduduk yang sedemikian banyak, tidak ada kasus warga yang terjangkit sementara di negara-negara tetangga sudah ada kasus warganya yang terjangkit. Indonesia sejatinya memiliki kemampuan dari segi Sumber Daya Manusia maupun materil kesehatan untuk mendeteksi serta mengisolasi seandainya ada yang terjangkit virus Corona.
Merebaknya virus Corona tidak boleh menimbulkan rasa takut berlebihan. Apalagi sampai bertindak diskriminatif terhadap etnis Cina, para korban, atau mereka yang dipulangkan dari China. Bagaimanapun pemerintah telah melakukan yang terbaik dengan hasil positif terhadap penanggulangan virus Corona. Kesuksesan pemerintah diharapkan berdampak pada munculnya rasa aman di tengah masyarakat sehingga kegiatan sosial dan perekonomian dapat kembali berjalan lancar.
Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmen kuatnya dalam memberantas peredaran narkoba di…
Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, UMKM menjadi salah satu pilar utama dalam upaya percepatan…
JAKARTA - Pengamat Pemilu dari Rumah Demokrasi, Ramdansyah meminta publik untuk melihat dari berbagai perspektif…
Penghapusan Utang UMKM, Peluang Kebangkitan Pengusaha Indonesia Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor…
Presiden Prabowo Subianto terus mengokohkan posisi Indonesia dalam ekonomi global melalui diplomasi ekonomi yang…
Kunjungan Luar Negeri Presiden Prabowo Hasilkan Kesepakatan Penting Untuk Wujudkan Pemerataan Ekonomi JAKARTA — Dalam…