Indonesia Bersuara Kalimantan Barat menggelar Kongkow Kebangsaan dengan tema “Generasi Millenial Sebagai Khalifah dalam Menguatkan Ideologi Pancasila” di Waroenk V Jalan Reformasi, Kota Pontianak, Kamis (11/4/2019).
Kegiatan ini bisa dikatakan sukses, mengingat berjalan lancar dan tidak terkendala baik dari mulai kegiatan yang diadakan sejak pukul 15.30 sore hingga berakhir pada 17.45 petang. Terlebih jumlah peserta yang melebihi kapasitas yang awalnya hanya memberikan kuota 30 peserta, ternyata telah dihadiri hingga 80 orang terdiri dari kalangan mahasiswa, pemuda, dan pelajar.
Dalam diskusi tersebut, Ketua LKKNU Cabang Pontianak, Hasan Basri yang hadir sebagai narasumber menyayangkan setelah melihat kondisi saat ini, yakni pancasila sebagai ideologi negara Indonesia masih belum diterapkan secara maksimal. Dengan bisa dikatakan Pancasila dinilai tuntas secara konsep, namun belum tuntas secara implementasi.
Baca Juga
“Terlebih untuk penerapannya bagi generasi Millenial yang lahir di awal 80-an, dan tumbuh dengan pesatnya digitasilasi di era modernisasi revolusi industri 4.0. Yang berdampak pada masyarakat yang individualistis dan kurangnya kebersamaan,” ungkapnya disela-sela sambutan.
Dia menilai, saat ini nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila belum bisa diterapkan dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Terlebih, untuk generasi millenial yang saat ini tengah digandrungi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat seakan membuat nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara semakin terabaikan. Melalui ini, di menantang generasi millenial untuk kedepannya menjadi khalifah untuk mengimplementasikn sila-sila pancasila dalam kehidupam sehari-hari.
“Kedepan diharapkam untuk generasi millenial agar mengedepankan 5 sila dari pancasila. Karena tantangan saat ini (era digital) menjadi salah satu penghambat perwujudam pengimplementasian 5 sila dari pancasila,” tandasnya.
Terlebih, dia menambahkan di tahun politik ini seakan membuat millenial-millenial di Indonesia seakan lupa dengan ideolologi bernegara. Salah satunya adalah konflik pendukung yang berujung pada kegaduhan tak henti-hentinya. Mengingat adanya sebutan-sebutan yang tak seharusnya kepada masing-masing pendukung penggila politi dengan menyebutkan nama binatang, yang dinilainya jelas bertentangan dengan nilai pancasila sebagai ideologi negara.
“Ini yang harus kita sudahi. Salah satunya dengan melakukan instrumen-instrumen bagi millenial. Seperti membangun karakter millenial agar lebih inovatif, leadersip, entrepreunership, serta millenial yang edukatif,” jelasnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Korbas Bemnus, Rezky Tuanany yang juga hadir sebagai narasumber menilai saat ini kehidupam bermasyarakat di Kalbar sudah bisa berdampingan dalam keberagaman antar etnis. Menurutnya, penting bagi setiap lini khususnya millenial untuk mengetahui peran pancasila sebagai landasan negara yang melambangkan simbol persatuan.
“Terpenting harus saling bermanfaat terhadap orang lain. Karena sesuai dengan pengalaman dari sila-sila yang terdapat dalam pancasila. Dan disini peran kita sebagai agen untuk menyebarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila,” pungkasnya.
“Kami menyerukan untuk menggunakan hak pilih kawan-kawan, dan jangan takut untuk pergi k TPS-TPS, karena TNI-POLRI siap mengamankan jalannya proses pemilihan umum,” tutup Rezky.
Laporan: Hafyz Marshal