Oleh : Alfisyah Kumalasari
Jauh sebelum KPU telah mengumumkan hasil resmi real count Pilpres 2019, Prabowo telah berulangkali deklarasi atas kemenangannya, ia pun sempat mengklaim kemenangan dengan perolehan suara mencapai 62 persen.
Hal tersebut tentu bisa diibaratkan seperti memutar lagu 5 tahun yang lalu, dimana hasil Prabowo seakan lebih percaya kepada survei internalnya tanpa mempercayai sistem hitung manual KPU.
Bahkan sempat beredar pula kabar akan kemenangan Paslon nomor urut 02 Prabowo – Sandiaga dalam penghitungan suara Pemilu 2019 di luar negeri adalah tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Komisioner KPU Hasyim Asy’ari menyebut penghitungan suara di luar negeri dilakukan secara bersamaan dengan yang di dalam negeri, meski pemilu di luar negeri dimulai lebih awal.
Dengan demikian, apabila terdapat kabar tentang perolehan suara pemilu di luar negeri yang telah beredar luas di masyarakat, merupakan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Baca Juga
Dalam kabar yang beredar tersebut, tampak paslon 02 mendapatkan hasil yang luar biasa, dimana Jokowi – Ma’ruf hanya menang di Papua Nugini dan Taiwan. Sementara di negara lainnya, Prabowo – Sandi disebut menang telak. Bahkan di Amerika Serikat Prabowo – Sandi diklaim dengan kemenangan hingga 89,9 persen.
Faktanya, KPU telah mengesahkan beberapa hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 di Wilayah Luar Negeri, KPU mengesahkan rekapitulasi suara dari 12 wilayah di luar negeri dan disusul 31 wilayah yang telah disahkan sebelumnya.
12 wilayah tersebut antara lain, Kuching, Malaysia; Frankfurt, Jerman; Capetown, Afrika Selatan; Helsinki, Finlandia; Penang, Malaysa; Windhoek, Nambia; Praha, Ceko; Bukares; Romania, Harare; Zimbabwe; Pnom penh, Kamboja; Moskow, Rusia; dan Lima, Peru.
Dari ke-12 wilayah tersebut, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin berhasil unggul atas penantangnya Prabowo – Sandiaga.
Paslon nomor 01 tersebut berhasil memenangi Pilpres 2019 di wilayah tersebut dengan raihan suara sebanyak 77.468 suara, sedangkan Prabowo – Sandiaga hanya mampu meraih suara sebanyak 35.843.
Di Moskow misalnya, Jokowi – Ma’ruf Amin berhasil mendapatkan 404 suara, sementara Prabowo – Sandiaga memperoleh 149 suara. Terakhir, di Lima Jokowi – Ma’ruf Amin berhasil unggul dengan torehan 64 suara. Sementara. Prabowo – Sandiaga hanya mendapatkan 15 suara.
Kemenangan Jokowo – Ma’ruf Amin di 12 wilayah tersebut, tentu menambah panjang deretan kemenangan Jokowi – Ma’ruf dan berhasil menepis kabar tentang kemenangan Prabowo di Luar Negeri. Kemenangan Paslon 01 tersebut semakin ditegaskan dengan keunggulan Prabowo yang hanya ditunjukkan oleh 5 wilayah saja.
Dengan hasil tersebut, Mantan Danjen Koppasus Prabowo Subianto tampaknya harus bersikap legowo untuk kedua kalinya setelah gagal dalam pilpres 2014 dan 2019.
Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi Pilpres 2019 pada 21 Mei 2019.
Berbagai reaksi pun muncul dari kubu Prabowo Subianto yang sudah terlanjur mendeklarasikan kemenangan Prabowo – Sandiaga dengan landasan survey internal BPN. Seperti penolakan dan tuduhan pemilu curang yang berhembus kencang di linimasa media sosial.
Mantan Gubernur Jakarta tersebut mendapatkan dukungan kuat dari daerah – daerah yang didominasi minoritas, seperti pulau wisata Bali yang memiliki mayoritas agama Hindu, dan Papua dengan mayoritas kristen dan animisme yang besar.
Secara keseluruhan, Jokowi berhasil unggul di 21 Provnsi dari total 34 Provinsi di Indonesia. Meski demikian, di Provinsi Aceh dimana hukum syariah telah diterapkan, Jokowi – Ma’ruf hanya mendapatkan 14 persen suara.
Dengan demikian Data kemenangan 02 tersebut, tentu jelas membodohi dan membuat rakyat berpikir irasional. Apalagi hal itu menjadi triggering untuk memperpanjang deretan narasi kecurangan yang digoreng oleh ijtima’ ulama III.
Salah satu sebab kemenangan Jokowi – Ma’ruf Amin adalah suara dari pemilih muda, hal tersebut disampaikan oleh Bahlil Lahadalia, yang mengatakan bahwa pemilih muda tetap memilih Jokowi – Ma’ruf Amin, meski pasangan 01 banyak mendapatkan serangan informasi hoax dan ujaran kebencian.
Menurut Bahlil, kaum muda yang umumnya kritis lebih memberikan kepercayaan kepada pasangan Jokowi – Ma’ruf untuk membangun Indonesia ke depan.
“Pak Jokowi sudah terbukti selama hampir lima tahun ini, dapat membangun ekonomi dengan baik, dan menjadikan Indonesia kondusif,” tutur Ketua HIPMI.
Menurutnya, pemuda adalah kelompok milenial yang cerdas dan rasional. Ia juga merasa optimis, bahwa pasangan Jokowi – Ma’ruf akan memenangkan Pemilu 2019 dengan perolehan suara sekitar 55,6 persen.