Oleh: Oktavianus Rusli
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Sebenernya bukan melawan sih lebih tepatnya hanya menolak dengan kegiatan para nitizen yang berbuat sesuka hati, kenapa saya bilang sesuka hati karena menurut saya mereka para pembuat berita/gosip hoax ini hanya kebodohan dari otak manusia yang kadang memang sukar di kendalikan, entah mereka melakukannya karena kesadaran diri,atau hanya kesalahan pahaman ,kabar hoax memang mulai muncul kepermukaan sejak 2tahun lalu dan hingga sampai saat ini masih beredar anak-cucu nya
Baca Juga
Menurut saya , kemungkinan besar si pembuat kabar hoax ini hanya iseng saja dan mencoba mencari ketenaran/perhatian publik dengan cara instan , manusia memang sering berfikir diakhir acara ketimbang memikirkan ide untuk acara tersebut (maksudnya menyesali kelakuannya),tapi mau gimana lagi itu udah kodrat manusia, yang bisa merubah adalah kemampuan mereka sendiri,
Kemaren saya juga dengar penangkapan seorang pemberi berita hoax di salah satu stasiun televisi,saat diwawancarai dia “kenapa melakukan hal itu” dengan santai dan kepala tertunduk dia membalas”saya tadinya iseng aja pak”,boooom, hebat kan tulisan yang membuat hampir seluruh masyarakat Indonesia percaya akan hal itu, tapi ternyata yang menuliskan nya sendiri Hanya iseng saja, disini siapa yang bodoh,?
Sudah sewajarnya jika pendukung calon x mengabarkan berita yang baik buat calon x dihadapan masyarakat,tapi di sela-sela pemberitaan baik itu pasti saja ada “secuil” kabar /desas-desus buruk untuk para lawan-lawannya, sungguh itu biasa dinegeri ini..
Saya juga masih heran kenapa para pendukung/fans tersebut repot-repot membuat atau memalsukan sebuah berita demi menghinakan lawan mereka apa itu yang disebut sportivitas,jika kita adalah pendukung/fans yang baik kenapa tidak kita tampil kan kebaikan para calon yang akan kita dukung ke muka publik , contohnya dengan kelebihan nya saat memimpin, Jangan kalian gunakan otak hanya untuk hal kotor seperti itu
Apa mungkin ada imbalan untuk semua apa yang mereka lakukan untuk membuat berita hoax,atau ada yang membayar mereka atau hanya iseng belaka,jika memang mereka tau tentang akibat apa yang ia perbuat mungkin untuk ukuran orang normal kurasa dia akan menolaknya,tak tahu juga saya ,lagian mereka memang tak pernah jera atas perbuatannya seiring berjalannya waktu semoga saja mereka tahu bahwa apa yang mereka beritakan mampu menyakiti hati/perasaan seseorang,apalagi sampai merusak semua kehidupannya, cita-cita, maupun harga diri nya.
Huuuuu,lagi pula mereka adalah nitizen yang menggunakan kepintaran mereka untuk hal yang memang tidak tepat untuk disalurkan,maka untuk kalian para pembaca atau masyarakat pintar lah dalam memilih bacaan ,simak dulu apa pokok bahasannya, cari tahu tentang kebenaran isinya , jangan main asal sebar saja kita tidak terlalu ahli mengubah hati seseorang tapi kita bisa mengubah pola pikir kita terhadap pemberitaan itu,jadi jangan terlalu cepat menyimpulkan kan akan suatu hal , apalagi menyangkut orang banyak..
Dari semua yang ada saya setuju dengan segumpal kalimat yang saya dengar sewaktu sedang menonton Televisi dan mungkin ini hanya ungkapan pribadi saya saja,saya juga termasuk di dalam bagaian nitizen tersebut tapi saya cenderung lebih mengabaikan pemberitaan seperti itu,nah begini jika seorang pengacara dikenal dengan lidah nya yang tajam, maka nitizen dikenal dengan jari tangan nya yang tajam.hahahhaha…
Terimakasih banyak, untuk para nitizen dan maaf jika ada kata-kata yang menyingung perasaan , sungguh saya tidak ada maksud seperti itu,saya hanya ingin mengungkapkan isi hati saya ke kanca publik…
Sekian dulu,ini hanya opini di kalangan kecil…