Oleh : Alfian Arga Budiyanto
Saat ini kita berada pada era globalisasi dimana informasi semakin cepat berkembang, dahulu kita membawa surat kabar atau koran kesana kemari, kini informasi dapat mudah diakses melalui media digital seperti smarthphone, laptop dan lain sebagainya. Informasi yang didapat pun semakin luas cangkupannya. Bahkan ada sebuah peribahasa menyatakan “siapapun yang dapat menguasai informasi dia dapat menguasai dunia”. Sudah bukan hal tabu lagi karena memang begitu adanya dan menjadi sebuah kekuatan serta kekuasaan untuk mengatur data informasi yang bisa disebarluaskan. Namun karena teknologi memiliki kelemahan yang mudah di salah gunakan untuk hal negatif, munculah hoax sebagai dampak dari perkembangan informasi yang pesat, terutama dapat dimanfaatkan segelintir orang yang kurang bertanggungjawab untuk kegiatan yang bersifat informasi khususnya politik.
Baca Juga
Hoax adalah informasi palsu, berita bohong, atau fakta yang diplintir atau direkayasa untuk tujuan lelucon hingga serius tergantung konteks keadaan nya. Contoh nyata informasi hoax dalam dunia politik ketika habis akal mencari kreatifitas dan inovasi, sistem politik ketakutan yang digunakan dengan menyebar berita palsu/hoax sehingga menggiring masyarakat yang kurang mengerti kebenaran informasi menjadi target penyebaran hoax. Hoax sendiri telah diterapkan sebagai strategi sejak zaman peperangan. Sebagai bukti, dikutip dari Liputan6.com pada Sabtu (16/2/2019), saat Polandia dituduh melawan Jerman. Sejarah umum menyebut Perang Dunia II meletus setelah Jerman melakukan serangan militer ke wilayah Polandia pada 1 September 1939. Alasannya adalah Jerman, yang kala itu telah dipimpin oleh Adolf Hitler mendapat invasi terlebih dahulu dari Polandia sehari sebelumnya.
Sebenarnya, cerita tersebut bukan faktanya. Salah seorang jenderal SS yang bernama Alfred Naujocks, memimpin enam perwira untuk melakukan penyamaran sebagai tentara pemberontak Polandia. Mereka menculik seorang petani Polandia bernama Franciszek Honiok, kemudian membius dan membawanya ke sebuah radio milik Jerman di kota Gliwice, sekitar 6,4 kilometer dari wilayah perbatasan. Di sana, mereka berpura-pura menyiarkan berita bahwa stasiun radio tersebut telah dikuasai oleh Polandia. Mereka juga memperingatkan dalam waktu dekat akan menyerang Jerman. Inilah yang kemudian menjadi alasan bagi Jerman untuk menginvasi Polandia, hingga pada akhirnya memicu perang aliansi secara besar-besaran di Eropa.
Itulah contoh bahaya hoax yang memang sudah ada sejak lama di terapkan pada rezim perang dunia, setelah membahas bahaya nya hoax dari luar negeri, sekarang bukti dari negara kita tercinta, indonesia. Kita kilas balik dahulu tentang bagaimana filosofi atau dasar Indonesia sendiri. Indonesia adalah negara yang paling kaya di dunia, disamping kita memiliki hasil alam yang melimpah dan kepulauan serta perairan yang strategis, kita memiliki keberagaman suku dan budaya, dahulu Indonesia tercipta dari setiap kerajaan kerajaan yang bersatu dari berbagai wilayah kepulauan. Indonesia bisa disebut “The real united kingdom” atau bisa di artikan Indonesia adalah bangsa yang besar bangsa yang hebat karena keberagaman dan bisa menyatukan setiap unsur-unsur yang berbeda tapi kelemahannya dapat dimatikan dengan sistem informasi termasuk salah satunya hoax.
Kenyataannya mudah membuat kesatuan NKRI ini pecah, sebagai contoh kita tilik dari sisi pancasila, merubah sila ketuhanan, adu domba antara organisasi masyarakat dan keberagaman agama. Apakah kita mau jadi negara berkembang selamanya?, bila rakyat saja tidak bisa bijak dalam menyikapi negara sendiri, tidak bisa berpikir kritis serta tidak pernah ada rasa ingin tau mengenai dasar dari negara ini. Mau siapapun dan dari manapun pemimpin kita nanti, sehebat apapun dia dalam mengatur bangsa ini tidak akan berubah jika rakyat kita tidak diberi bekal lebih untuk mengenali jiwa mereka sendiri, Indonesia.
Maka dari itu, kita sebagai pemilih yang cerdas. kita harus tahu bagaimana dasar dari negara ini dan juga harus tau mengenai setiap calon calon yang mengajukan diri dalam pemilu agar kita tidak salah pilih dan semakin bijak dalam menentukan. Dengan begitu kita tidak mudah termakan hoax atau berita berita bohong yang mencoba menghasut pikiran dan pilihan kita serta kemudahan informasi pada era ini dapat kita manfaatkan dengan bijak. Sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang damai, berkualitas dan bermartabat serta dapat terwujudnya keberlanjutan pembangunan nasional.