Masyarakat Berpendidikan atau Program Pemerintah dalam Melawan Hoax

Oleh: Yopa Oktaria

Semua orang mempunyai cara masing-masing dalam hal mencari informasi ataupun berita ada yang lewat media elektronik yang lebih gampang dan mudah tetapi tidak memungkinkan juga masih ada orang yang membaca media cetak, koran misalnya. dan kebanyakkan masyarakat itu mengetahui informasi dari media elektronik, makanya tidak jarang kalau berita yang internet atau media sosial itu lebih viral dan lebih banyak bohongnya daripada media cetak.

Berita kebaikan baru menyebar seluas hasta sedangkan berita buruk sudah menyebar ke pelosok negeri, hal ini dapat terjadi karena rasa ketertarikan terhadap berita yang tidak biasa yang disuguhkan dengan kebohongan dibaliknya. Biasanya manusia lebih tertarik dengan hal yang tidak biasa.

Baca Juga

Dan hal yang paling mendasar dari itu semua adalah pola pikir. Pola pikir yang menentukan bahwa berita tersebut bisa diasumsikan dari hoax menjadi beneran, banyak orang berpikir bahwa kinerja pemerintah yang kurang baik dalam menyikapi berita hoax ini. Namun tanpa disadari bahwa banyak sekali elemen-elemen pendukung hoax ini, sehingga walaupun pemerintah sudah membuat dan menjalankan berbagai program untuk mengatasi hoax ini, tetapi kalau pola pikirnya masyarakat masih tetap sama seperti, ikut-ikutan yang cenderung mempunyai rasa ketidakenakan karena tidak mengikuti tren yang ada. Dan hal yang semacam ini bisa menyebabkan pola pikir untuk menyaring berita yang baik itu menjadi hilang. Dan ini berawal dari hal yang paling mendasar sekali yaitu dimulai dari pendidikan yang baik dan bisa melahirkan pemikiran yang dewasa, pemikiran yang bisa menyaring informasi yang ada.

Kalau masyarakatnya sudah mempunyai kedewasaan dalam berpikir maka pemerintah dengan mudah bisa mengatur dan menjalankan semua programnya termasuklah dalam menyikapi hoax ini. Tetapi kebanyakkan di lapangan bahwa masyarakat itu senang dengan kerusuhan dengan hal yang tak biasa dilakukannya. Seperti halnya permainan sepak bola, penonton akan menganggap bahwa pertandingannya biasa-biasa saja karena tidak adanya kegaduhan diantaranya.

Banyak sekali konten-konten yang berbau hoax tidak hanya menyangkut hal politik saja tetapi luas disegala bidang yang berbau kebohongan dan biasanya tujuannya hanya untuk kepentingan pribadi seperti membangun image yang baik, menawarkan berbagai kebaikan yang keburukannya disensor, dan untuk mendapat rasa simpati para penonton ataupun pembaca dan masih banyak lagi. Nah yang lebih bahaya lagi dampaknya yaitu bisa mempecahbelakan persatuan antar anggota yang istilahnya adalah adu domba, karena dengan adanya sifat keegoisan dan ketamakan yang tidak terkendali yang akhirnya disebarlah berita yang jauh dari kata faktual.

Membedakan berita hoax dengan berita yang fakta adalah dengan cara memilah-milah isi dalam berita tersebut seperti, memeriksa judul, biasanya judulnya sama atau valid dengan kebenarannya tapi isinya juga belum tentu valid seperti judulnya, karena kebanyakkan orang-orang hanya menyimpulkan dari judulnya saja tanpa memperhatikan isi yang terkandung didalamnya. Kemudian cek data dan fakta yang ada, karena semakin banyak data dan fakta yang terkandung didalam suatu berita maka beritanya semakin baik keabsahannya. Dan juga periksa kevalidan foto atau video dengan mengecek di gogle image. Setelah itu cermati alamat situsnya ataupun sumbernya, apakah berita ini memang betul adanya atau hanya sekedar mencari sensasi. Dan yang terakhir adalah yang paling penting adalah berdiskusi. Karena dengan berdiskusi inilah bisa membuka pemikiran-pemikiran terhadap suatu berita.

Dan ada berbagai cara juga selain dengan hal yang paling awal atau mendasar yaitu dalam hal kedewasaan dalam berfikir melalui sebuah pendidikan yang baik. Dan hoax ini akan terus berulang-ulang dan terus menyebar semaunya tanpa adanya solusi ataupun menimbulkan efek yang jera untuk pelaku penyebar hoax. Maka disinilah peran pemerintah.

Sehingga kalau kita ingin melawan sesuatu, maka yang paling awal adalah harus ada pelindung. sedangkan yang dilindungi juga terus tumbuh dan berkembang kedewasaannya dalam berpikir melalui pendidikan baik yang formal maupun non formal. Nah, disinilah adaanya keseimbangan antara masyarakat yang terus berbenah diri dan memperbaiki kualitas pendidikannya, sejalan dengan pemerintahan yang terus juga menjalankan berbagai program untuk melawan hoax seperti, menanggapi berbagai aduan-aduan hoax dari pelapor dan menindak lanjuti laporan tersebut.

Related Posts

Add New Playlist