Oleh: Gabriel Benu dari Kupang NTT. Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang
Bicara soal perubahan satu hal yg pasti akan dibicarakan jga ialah pemuda. Kaum Milenial, begitulah sapaannya selalu punya kreativitas tersendiri untuk menampilkan diri dengan menciptakan citra yang positif.
Hari ini Indonesia darurat citra positif, aneka kebusukan segelintir org yg membabtis diri sebagai elite, kian menuai cibiran dan umpatan. Citra yg kerap dibangun tak lebih dari sebuah kendaraan menuju pemenuhan kepentingan pribadi.
Baca Juga
Orang muda Indonesia hari ini tampil elegan dan optimis. Dengan berbekal semangat muda, ada sejuta rencana mulia yg siap diwujudkan.
Bukan karena nama besar, status atau uang tetapi karena keresahan melihat ketertinggalan dan kemunduran yang kian mencekam.
Berawal dari sebuah grup yang dimaksudkan sebagai wadah para peserta lomba dlam memantau proses perlombaan, tumbuh hasrat luhur untuk mengikat tali silaturahmi di antara sesama org muda (para peserta lomba) untuk memberikan kontribusi dlm mencerdaskan kehidupan bangsa melalui semangat literasi di era disrupsi teknologi yg semakin berkepanjangan.
Bung Karno, tidak pernah keliru untuk mengguncang dunia dengan 10 pemuda. Ini karena beliau tahu bahwa senjata pemuda ialah jiwa dan hasrat yg bergelora. Sudah saatnya pemuda dilihat dengan dua mata. Sudah saatnya pemuda berkontribusi secara nyata.
GERAKAN LITERASI TERBIT itulah tangan dan kaki kami kaum milenial Indonesia yg mau berkontribusi bagi orang muda, dari orang muda dan untuk orang muda. Indonesia jaya ada ditangan orang muda maka sudah saatnya orang muda bangun dan bergerak menyongsong saat itu.
#gesit #gerakanliterasiterbit
#milenialbisa
#savemilenial
#saveourindonesia