Asim Garoot merupakan warga Arab Saudi keturunan Garut, Jawa Barat yang kini berkarir sebagai seorang Konsultan Hotel dan Travel di Arab Saudi. Kesuksesan yang kini dinikmatinya tak terlepas dari pahit dan getirnya kehidupan yang telah ia lalui semenjak kecil.
Asim Garoot merupakan generasi kedua keluarga Garoot yang sudah menetap di Arab Saudi semenjak zaman Turki Utsmani dan mendiami wilayah Jabal Qubais.
Ia menceritakan bagaimana pengalaman masa kecilnya yang kerap diejek oleh taman-temannya karena potongan mukanya yang sangat berbeda dengan wajah orang Arab pada umumnya. Meski demikian, ia tetap mengaku sebagai orang Indonesia dan sangat bangga dengan tanah asli leluhurnya.
“Bisa dikatakan raga saya memang di arab, tapi hati saya tetap di Garut. meski ketika kecil saya sering diejek dengan sebuatan “ya jawa” karena muka saya seperti potongan orang Jawa dan bukan orang Arab saya tetap bersikukuh mengenalkan diri kepada teman-teman bahwa saya asli Indonesia,” ujar Asim Garoot.
Mengenai kesuksesan yang kini dinikmatinya, ternyata ada cerita memilukan di belakangnya. Semua bermula saat meninggalnya sang ayah saat ia masih duduk di bangku SMP.
“Saat hendak masuk kuliah, saya merasa hidup saya terlalu keras karena ayah saya telah meninggal. Tanpa ayah saya merasa hidup saya terlali berat untuk dijalani,” ungkapnya.
Meski hidup terasa berat, Asim tidak menyerah begitu saja. Akhirnya ia pun bekerja di sebuah hotel di Mekkah sebagai seorang Room Servis karena niat tulusnya ingin menjamu Tamu Allah di Tanah Suci.
“Saya coba kerja di hotel Ajyad Almakarin, Mekkah. Pertama kali saya menjadi Order Taker di Room Servis. Kenapa kerja di hotel? Karena ingin menjaga tamu Allah. Saya sebagai tuan rumah Mekkah, ingin menjamu tamu Allah sebaik-baiknya,” imbuhnya.
Dari niat tulus tersebit ia akhirnya menjadi seorang konsultan hotel dan travel untuk beberapa brand, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Dari situlah saya bisa berkarir menjadi seorang konsultan hotel dan travel untuk beberapa brand dalam dan luar negeri,” ucapnya.
Di akhir pembicaraan, ia mengungkapkan harapannya terkait tanah leluhurnya, Indonesia.
“Indonesia memiliki nilai lebih, yakni nilai kultur yang sangat banyak yg tidak ada di belahan dunia lain. Saya punya mimpi bahwa suatu hari nanti Indonesia akan menjadi tempat traveling dunia dan orang luar negeri jatuh cinta dengan kultur budaya Indonesia,” tukasnya.
