Kondisi Wamena Berangsur Kondusif, Waspadai Provokasi KST Papua
Oleh : Rebecca Marian
Kerusuhan sempat terjadi di Wamena akibat hoaks, tetapi suasana sudah berangsur kondusif. Masyarakat Papua diminta untuk tenang dan tidak terpengaruh oleh provokasi dan hoaks yang dilontarkan oleh KST (Kelompok Separatis dan Teroris). Jangan sampai ada kerusuhan lagi di Wamena atau daerah lain di Papua.
Kamis, 24 Februari 2023 terjadi kerusuhan di Wamena, Papua. Peristiwa ini terjadi ketika ada hoaks yang beredar tentang penculikan anak, dan berakhir ricuh karena sekelompok oknum membakar kios dan warga ketakutan. Dalam peistiwa tragis ini ada 10 korban jiwa dan 14 warga luka-luka, sedangkan dari aparat ada 14 korban luka.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menjelaskan kronologi kerusuhan Wamena: ada mobil kelontong yang lewat di Distrik Sinakma, Kabupaten Jayawijaya, Wamena. Mobil tersebut diserang sekelompok orang yang termakan hoaks, yang menyangka bahwa isinya adalah penculik anak di bawah umur (usia SD).
Irjen Mathius D Fakhiri melanjutkan, ada anggota Polres Jayawijaya yang menangani dan ingin menyelesaikannya di Polres (secara hukum). Tetapi ada oknum yang ngotot lalu melakukan provokasi ke warga sehingga terjadi kerusuhan dan pembakaran kios serta rumah penduduk, lalu memakan korban jiwa dan luka-luka. Beliau meminta maaf dan memberikan ucapan dukacita atas peristiwa tragis ini.
Setelah ada kerusuhan, kondisi Wamena mulai kondusif. Meski begitu aparat tetap berjaga-jaga untuk mencegah jika ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi, dan dibantu oleh Propam. Masyarakat juga dihimbau agar tidak terpengaruh oleh provokasi yang bisa saja dilontarkan oleh KST.
Tokoh pemuda Papua Absalom Yarisitouw menyatakan bahwa masyarakat Wamena dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang ada. Dalam artian, ketika ada kerusuhan maka yang wajib diwaspadai adalah potensi untuk kerusuhan berulang yang terjadi karena provokasi oknum. Dalam hal ini adalah KST yang melakukannya, agar masyarakat Papua membenci aparat dan meninggalkan Indonesia.
Saat ada kerusuhan aparat datang untuk mendamaikan dan menyelesaikannya secara hukum, karena Indonesia adalah negara hukum. Namun KST malah mengobarkan isu bahwa aparat datang untuk memberantas masyarakat Papua. Oleh karena itu masyarakat dihimbau agar tidak termakan hoaks dan provokasi apapun yang disebarkan oleh KST.
KST memang sering membuat ulah dan menginginkannya agar masyarakat Papua terpecah-belah lalu membela mereka dan meninggalkan Indonesia. Caranya dengan menyebar berita dan video hoaks serta propaganda. Masyarakat diminta makin waspada dan mengabaikan hoaks tersebut, karena tidak benar.
Tahun 2019 lalu KST melalu Benny Wenda (yang memplokamirkan diri sebagai Presiden West Papua) membuat hoaks dan tujuannya adalah membuat warga asli Papua mengusir para pendatang. Jangan sampai hoaks ini menyebar lagi agar tidak ada kerusuhan berulang di Bumi Cendrawasih.
Masyarakat Papua diminta untuk lebih bijak dalam membaca berita atau melihat foto yang tersebar di media sosial atau grup WA. Jangan terbakar emosi gara-gara foto yang ternyata hoaks yang sengaja disebar oleh KST, untuk membuat warga Papua memusuhi aparat, atau memecah-belah dan membuat mereka mengusir para pendatang.
Kalau ada berita dan foto yang disebarkan melalui media sosial atau WA, jangan asal share. Namun harus memastikan ini benar atau hoaks. Jangan sampai terjebak hoaks yang ternyata dibuat oleh KST dan harus dikonfirmasi melalui situs khusus yang telah dibuat oleh pemerintah pusat.
Konfirmasi sangat diperlukan karena jika masyarakat asal share, akan sangat fatal akibatnya. Jangan malah jadi penebar hoaks dan menyebabkan banyak orang jadi ikut-ikutan antipati terhadap aparat. Padahal aparat adalah sahabat rakyat dan tidak tega untuk melakukan hal yang negatif seperti pembakaran, justru banyaknya jumlah aparat di Papua adalah untuk menjaga masyarakat sipil.
Pasalnya, buka kali ini saja KST menyebar hoaks dan provokasi di media sosial. Beberapa waktu lalu kelompol separatis ini pernah membuat berita palsu yang menyatakan bahwa keberadaan aparat di Papua adalah untuk memberantas ras melanesia. Padahal ini jelas salah, karena justru aparat datang untuk membantu rakyat dan melindungi mereka dari keganasan KST.
Oleh karena itu masyarakat Papua dihimbau untuk tetap jernih dan mengedepankan fakta, utamanya ketika adanya informasi yang menyebar di media sosial. Pikirkan terlebih dahulu, apakah itu benar atau bohong belaka. Jangan reaksioner karena pasti akan digunakan KST untuk membuat ricuh situasi.
Kerusuhan di Wamena sudah memakan korban luka-luka dan korban jiwa. Masyarakat diharap untuk tetap tenang dan tak takut akan kerusuhan selanjutnya, karena aparat keamanan berjaga makin ketat. Mereka dihimbau untuk lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak percaya akan foto dan berita hoaks, yang bisa saja disebarkan oleh KST. Jangan sampai situasi di Wamena malah dimanfaatkan oleh KST dalam menghasut dan memecah-belah warga Papua.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menunjukkan progres signifikan sebagai bukti nyata komitmen…
Pemerintah Indonesia terus berupaya memastikan bahwa Pilkada Serentak 2024 dapat berjalan dengan lancar dan sukses.…
Sinergitas TNI, Polri, dan KPU Jadi Kunci Keamanan Pilkada Serentak 2024 Menjelang Pilkada serentak 2024…
Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung tidak mempermasalahkan pertemuan yang terjadi antara Presiden ke tujuh Joko…
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Suswono pada tanggal 26 Oktober lalu saat acara Deklarasi…
Ancam Stabilitas Bangsa, Presiden Prabowo Perkuat Pengawasan Peredaran Narkoba Oleh: Darmawan Hutagalung Presiden Prabowo Subianto…