Headline

Keren, Kominfo Gelar Diskusi Bertemakan  Soal “TANTANGAN PEMASARAN BAGI UMKM DALAM PERSAINGAN DIGITAL DI MASA PANDEMI”

Kominfo melaksanakan Seminar Merajut Nusantara bertemakan “Tantangan Pemasaran Bagi UMKM Dalam Persaingan Digital di Masa Pandemi” yang diisi Muhammad Farhan, SE selaku Anggota Komisi I DPR-RI, Freddy Tulung selaku Praktisi Bidang Kehumasan dan Komunikasi Publik, Muktiar selaku Trainer Spesialis Koperasi, yang mana dalam seminar live streaming tersebut Muhammad Farhan, SE menyampaikan bahwa Kita ini negara yang sensitif terhadap perubahan kenapa, karena populasi Indonesia ini dikuasai oleh kelompok usia muda, salah satu ciri dari kelompok usia muda itu adalah sangat sensitif terhadap perubahan, handphone sering gonta-ganti, nomor sering gonta-ganti, demikian juga ketika ada perubahan sosial media dari Twitter ke Facebook, dari Facebook ke Instagram, dari Instagram sekarang ke mana-mana lagi macam-macam.

Untuk itu mengalami perubahan seperti sekarang membuat adaptasi konsumen Indonesia terhadap yang namanya bisnis e-commerce yang merupakan salah satu tulang punggung dari transformasi digital di Indonesia ini juga sangat mudah.

Bisa dikatakan bahwa kita ini adalah masyarakat yang sangat rajin menggunakan platform digital untuk berbelanja, berkonsumsi dan potensi inilah yang kemudian menjadikan Indonesia sebagai salah satu market dan pelaku dari bisnis online atau e-commerce yang ada di dunia ini, lalu bagaimana peran dari UMKM, bahwa sekarang UMKM ini adalah lembaga atau sebuah sektor yang bisa bergerak dengan biaya yang sangat murah, apalagi sekarang dengan adanya platform digital atau e-commerce, maka biaya untuk menjalankan usahanya, kemudian dibuat rasionya dengan jangkauan dari bisnis itu menjadi sangat-sangat murah.

Dengan demikian UMKM ini memiliki peluang untuk menjadi salah satunya sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka juga menjadi sebuah sektor yang bukan tidak mungkin malah menjadi motor pergerakan dan kebangkitan ekonomi nasional.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi tantangan, beberapa tantangan diantaranya adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan platform digital, yang banyak mengandalkan bentuk-bentuk visual baik itu foto ataupun video, namun tidak mudah membuat video yang menarik hati yang bisa menjadi salah satu daya tarik dari produk UMKM yang ditampilkan di platform-platform digital ini, karena mudahnya orang keluar masuk kedalam platform digital, maka tingkat kompetisinya pun sangat tinggi, dengan tingkat kompetitif yang sangat tinggi ini memang tidak mudah bagi para pelaku UMKM untuk istilahnya sampai berdarah-darah, namun bagaimanapun juga memiliki pelaku sektor UMKM yang sangat tangguh, persaingan adalah satu hal yang terjadi sehari-hari bagi para pelaku UMKM.

Dengan demikian bisa mengetahui bahwa tantangan pemasaran UMKM di platform digital ini bisa melihat dan melakukan adaptasi terhadap kondisi pasar yang cepat berubah, masyarakat Indonesia cepat merasa bosan itu sebabnya apabila Anda perhatikan atau datang ke toko-toko distro biasanya untuk satu distro itu paling lama hanya dua minggu, dalam dua minggu orang tidak ada yang melirik, oleh karena itu memang kemampuan beradaptasi dan berinovasi menjadi sesuatu yang sangat penting, kiranya mereka harus memiliki mentalitas market driven, kemudian pada saat bersamaan juga mengerti kebutuhan masyarakat contohnya masker, masker itu selain bentuknya berbeda-beda juga talinya beda-beda, sekarang designnya sudah keren-keren.

Bagaimana peran dari pemerintah tentunya memfasilitasi dan mendampingi UMKM, tapi seperti apa yang dilakukan, salah satunya adalah memberikan pelatihan tentang pemanfaatan digital platform, serta teknik pembuatan konten yang sangat baik untuk tujuan pemasaran itu menjadi sangat penting, bahkan dengan demikian juga di masa transformasi digital seperti sekarang ini, pemerintah akan mampu melakukan atau membangun jembatan bagi UMKM dan pasar global yang begitu luas.

Bayangkan saja berapa banyak orang di luar sana, kita ini 270 juta jiwa, di luar sana masih ada sekitar berapa 6,7 miliar orang, masa sih 1000 orang saja tidak ada yang mau produk kita, ini yang menjadi tantangan jangan sampai kita kalah, itu fungsi dari pemerintah membangun jembatan agar pelaku UMKM ini bisa naik kelas.

Bagaimanapun juga apa yang di miliki sekarang ini yaitu potensi masyarakat dengan jumlah populasi yang begitu besar, kita masih membutuhkan waktu sekitar 9 tahun lagi untuk kehilangan momentum bonus demografi, 9 tahun kita manfaatkan betul, dengan adanya bonus demografi maka kita memiliki satu kelompok besar populasi berusia muda dan para milenial sampai Z milenial, itu adalah kelompok masyarakat usia sangat mudah yang sangat berpotensi untuk menggali kreativitas, menggali inovasi dan ketika mereka mampu maka mereka pun bisa menjadi market yang baik dan tentu saja akses ke pasar luar negeri sekarang ini menjadi salah satu yang paling masuk akal kenapa, karena akan lebih memberikan nilai lebih yang luar biasa artinya memang kita harus mencari terobosan, siapakah partner kita adalah para pelaku bisnis online Indonesia yang bisa menjadi mitra sesungguhnya, bagi perusahaan-perusahaan dan juga pemilik perusahaan warga negara Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Freddy Tulung selaku Praktisi Bidang Kehumasan dan Komunikasi Publik menyampaikan bahwa “perkembangan teknologi terus berkembang membawa perubahan di kehidupan masyarakat.

Tren teknologi ke depan yaitu teknologi digital seperti internet seluler, otomatisasi, dan cloud technology, teknologi yang mengurangi keterbatasan fisik dan jarak seperti IoT, transportasi dan distribusi, addictive manufacturing atau3D printing dan nano technology, teknologi energi terbarukan seperti surya, angin, nuklir, biomas, dan geothermal, teknologi kesehatan seperti genetika, pengobatan dan pemulihan serta pelayanan kesehatan, teknologi meningkatkan efisiensi dan kesempatan baru, kemajuan teknologi berdampak pada kebutuhan tenaga kerja, pekerjaan yang sifatnya rutin, manual dan kognitif akan berkurang, Indonesia akan memanfaatkan kemajuan teknologi bagi pembangunan dengan meminimalkan disrupsi, beberapa perkembangan teknologi ke depan, perdagangan elektronik mengubah perdagangan konvensional menjadi elektronik, industri 4.0 mengintegrasikan proses produksi secara virtual berbasis siber dan artificial intelligence lockchain, perpaduan AI, big data, dan IoT, mampu melakukan verifikasi transaksi keuangan real-time, sehingga tidak diperlukan lagi pihak ketiga rekayasa genetika meningkatkan kualitas hidup”.

Disruption yaitu revolusi TIK mengubah segala produk menjadi jasa khususnya jasa digital membentuk marketplace, platform dan masyarakat yang baru, munculnya generasi milenial, munculnya masyarakat yang serba cepat, efisien, mobile yang membutuhkan mindset baru atau disrupted mindset, munculnya disrupted society dan disrupted corporation yang membutuhkan disrupted leaders, hadirnya inovasi-inovasi yang bertumpu pada model-model bisnis baru, Internet of Things berbasis interoperability, big data dan digital seperti Smart World, Smart City, Smart Home, Smart Device, Smart Shop dan lain-lain.

Era disruptif Mark Zuckerberg mengatakan ada tiga yaitu iteration membuat hal yang sama lebih baik, innovation membuat hal-hal baru, disruption inovasi baru sehingga yang lama menjadi tidak terpakai lalu Clayton Christensen mengatakan disruptif adalah sebuah sistem baru yang menggantikan pasar lama industri dengan teknologi baru yang bersifat destruktif dan kreatif.

Apa itu digital yaitu spektrum frekuensi yang merupakan sumber daya terbatas sehingga membutuhkan peningkatan efisiensi pemanfaatan, perkembangan TIK yang begitu cepat menghasilkan berbagai macam produk, jenis, layanan teknologi komunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi, teknologi berbasis analog menjadi semakin mahal, boros dan semakin using, menciptakan lapangan kerja baru.

Disrupsi mengubah pola bisnis yaitu perusahaan taksi terbesar tetapi tidak memiliki kendaraan atau taksi seperti Uber dan Gojek, perusahaan akomodasi terbesar tetapi tidak memiliki properti seperti Airbnb, perusahaan retail terbesar tetapi tidak memiliki outlet seperti Shopee, Tokopedia, Lazada dan lain-lain, perusahaan film terlaris saat ini tidak memiliki bioskop seperti Netflix, perusahaan software vendor terbesar tetapi tidak memproduksi aplikasi seperti Google. Platform perusahaan seperti Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, Spotify, Amazone dan lain sebagainya tidak memiliki aset fisik yang besar sehingga disebut dengan light asset companies.

Demikian pula dengan UMKM yang karena asetnya terbatas maka di dalam era disruptif seperti sekarang ini light assetcompanies dapat bergerak lebih lincah dan dinamis serta memiliki daya tahan terhadap disrupsi yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia APBN berhasil menahan kontraksi ekonomi lebih dalam akibat tekanan pandemi covid-19, tanpa intervensi APBN dan PEN kontraksi ekonomi 2020 akan lebih dalam.

Postur UMKM Indonesia terdapat peningkatan jumlah usaha mikro sebesar 0,94% dari angka 63.350.222 usaha menjadi 63.955.369 usaha. Peran UMKM bagi perekonomian Indonesia saat ini sangatlah strategis karena menjangkau 99% penduduk, 97% tenaga kerja, 58% investasi nasional, 14% ekspor dan 60% dari produk domestik bruto. Pada saat ini jumlah usaha mikro mencakup hampir 64 juta usaha mikro.

Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto 2020 sebesar 61% yang terdiri dari usaha mikro 37,7%, usaha kecil 9,6%, usaha menengah 13,7%, sedangkan usaha besar yang jumlahnya 5.550 usaha atau 0,01% menyumbang 38,9% PDB RI.

Peran fintech bagi UMKM yaitu peningkatan akses pembiayaan, kemudahan mengakses berbagai jenis layanan keuangan, peningkatan kepemilikan produk dan layanan jasa keuangan, kapasitas usaha pelaku UMKM berkembang dan meningkat, memperluas kjaringan pemasaran, pemberdayaan UMKM, kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. Kondisi pembiayaan UMKM proporsi kredit UMKM terhadap total keredit perbankan yaitu 19,67%.

Porsi kredit perbankan untuk UMKM baru mencapai 20% di Indonesia. Sebagai perbandingan kredit perbankan untuk UMKM di negara sekitar seperti Singapur 39%, Thailand 50%, Malaysia 51%, Jepang 66%, Korea Selatan 81%, menurut studi Asian Development Bank di masa pandemi Covid-19 ini, 48.8% UMKM menutup usahanya dan 37.9% mengalami penurunan pendapatan.

Digitalisasi system pembayaran BI mengakselerasi ekonomi digital dan keuangan untuk mendukung pemulihan ekonomi, digitalisasi system pembayaran, meningkatkan prefrensi dan akseptasi masyarakat terhadap teknologi digital akan semakin mendorong pesatnya transaksi ekonomi digital, akselerasi perkembangan fintech dan digital banking kedepan yaitu transaksi e-commerce pada tahin 2021 akan naik 33,2%, penggunaan uang elektronik juga akan meningkat 32,3% pada tahun 2021, transaksi digital banking yang akan tumbuh 18,1% pada tahun 2021.

Terbuka pasar yang sangat luas bagi perkembangan potensi bisnis UMKM pada masa pandemi covid-19 ini dimana UMKM menjadi primadona perekonomian Indonesia, perhatian pemerintah terhadap pengembangan UMKM di masa pandemi yaitu melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan pengalokasian dana APBN 2021 sebanyak 185 triliun mulai memperlihatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup signifikan, peran fintech melalui start-up dapat meningkatkan peran UMKM dalam perekonomian nasional dengan membuka akses pembiayaan layanan keuangan, pemasaran, peningkatan keterampilan dan manajemen UMKM.

Muktiar selaku Trainer Spesialis Koperasi menyampaikan bahwa “Mengenal perkembangan generasi pada tahun 1922 – 1945 dikrnal dengan generasi tradisional yaitu mereka yang tergolong generasi tradisionalis, terlahir pada zaman The Great Depression. Akibat krisis ekonomi global, nenek moyang harus merasakan hidup dengan kondisi serba kekurangan.

Pada tahun 1964-1964 di kenal dengan generasi baby boomers yaitu kendati dulunya jauh dari era digital, generasi baby boomer rata-rata lebih mengandalkan sesuatu dengan cara konvensional, namun tak sedikit juga dari mereka yang kini mulai akrab mengunakan gadget.

Pada tahun 1965-1980 di kenal dengan generasi X yaitu kata X pada generasi ini dipopulerkan novel yang berjudul Generation X, Tales for an Accelerated Culture yang ditulis Douglas Coupland. Melihat pola asuh kedua orang tuanya yang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, generasi X pun mengikuti jejak tersebut. Pada tahun 1980-1995 di kenal dengan generasi milenial yaitu work life balance itulah motto sebagian besar generasi milenial. Tidak melulu mengejar harta, tapi milenial lebih mengejar solidaritas, kebahagiaan bersama dan eksistensi diri agar dihargai secara sosial. Pada tahun 1996-2010 di kenal dengan generasi Z yaitu teknologi bagi mereka dapat melakukan apa saja termasuk belajar dan bekerja, bukan sekadar bersenang-senang.

Maka tak sedikit dari Gen Z yang kini menjadikan media sosial sebagai lahan mereka untuk mencari penghasilan. Pada tahun 2010 di kenal dengan generasi alpha yaitu watak mereka dalam bekerja dan bagaimana kecenderungannya menghabiskan uang, sementara belum dapat diprediksi.

Mengingat untuk saat ini, umur paling tua dari generasi alpha adalah sepuluh tahun”. Cara kerja generasi milenial yaitu kerja memanfaatkan teknologi, milenial tidak bisa lepas dari teknologi seperti bekerja dengan pnsel pintar, meeting melalu video call serta berintraksi dengan klien melalui media sosial.

Generasi milenial menyukai system kerja kelompok atau kolaborasi, bekerja efektif karena mudah beradaptasi, multitasking bisa melakukan lebih dari 1 pekerjaan, fleksibel banyak yang memilih bekerja secara remote di luar kantor. Sebuah penelitian mencatat pada tahun 2020 generasi milenial mendominasi pekerjaan di dunia, tetapi banyak dari mereka yang memilih sebagai pekerja lepas atau self employed.

Tantangan millenial dalam social media yaitu dengan banyaknya jenis konten yang muncul di media sosial, memang susah rasanya untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, harus fokus pada kekuatan diri sendiri, dalam proses kejar mimpi, pasti akan ada saja distraksi yang mengalihkan perhatian kamu dari tujuan utama, apalagi di era digital yang perubahannya begitu cepat dan konten menarik yang bertebaran di media sosial, komitmen dan konsistensi yang kuat.

Dan sekarang ini banyak akses yang sangat mudah menimbulkan banjir informasi, realita komunikasi di era digital yaitu setiap orang menjadi News Getter dan News Maker secara real time, batasan ruang privat dan ruang public menjadi semakin kabur, konten menjadi sebuah pilihan karir content creator, terbuka kesempatan luas untuk pemanfaatan TIK dalam berbagai bidang, hoax, fake news termediasi teknologi digital, sosial media sebagai echo chamber. Bagai mana publik Indonesia memanfaatkan internet yaitu dalam bidang ekonomi, layanan publik, kesehatan, sosial politik, gaya hidup dan edukasi.

Dalam penggunaan internet bidang ekonimi bisnis yaitu untuk mencari harga sebanyak 45,14%, membantu pekerjaan 41,04%, informasi membeli 37,82%, belanja online 32,19%, mencari pekerjaan 26,19%, transaksi perbankan 17,04%, jualan online 9,58%.

Memanfaatkan internet dalam bidang layanan publik yaitu penggunaan internet dalam pencarian informasi UU dan peraturan 16,7%, pengguna internet bidang layanan publik, mencari informasi administrasi 37,82%, pengguna internet bidang layanan publik dalam hal pendaftaran KTP, SIM atau BPJS dan sebagainya 11,78%, penggunaan internet dalam hal pelaporan pajak 11,12%, penggunaan internet dalam hal laporan pengaduan sebanyak 9,58%.

Memanfaatkan internet dalam bidang edukasi seperti membaca artikel sebanyak 55,3%, melihat video tutorial sebanyak 49,67%, membagikan artikel atau video edukasi sebanyak 21,78%, kursus online sebanyak 17,85%, dan daftar sekolah sebanyak 14,63%.

Penggunaan internet dalam bidang gaya hidup seperti media sosial 87,13 %, mengunduh musik 71,10%, mengunduh atau nonton film 70,23%, berita hiburan atau hobi 58,01 %, baca cerita 57,13%, bermain game 54,13%, berita olahraga 50,48%.

Penggunaan internet dalam bidang sosial politik yaitu berita sosial atau lingkungan 50,26%, baca informasi agama 41,55%, berita politik 36,94%, kegiatan amal 16, 31%. Penggunaan internet dalam kesehatan yaitu cari informasi kesehatan 51,06 %, konsultasi dengan ahli kesehatan 14,05 %.

Profesi-profesi baru yang muncul dari era digital seperti sosial media specialist, conten writer, video creator, affiliate account manager, graphic designer, data analyst, digital marketing, gamers, content creator, programmer, blogger dan sebagainya. Soft skill penting dalam hidup di dunia digital seperti berpikir kritis, komunikasi yang baik, kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis informasi, memiliki rasa ingin tahu, kreatif dan inovatif, memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, memiliki kerja sama dan kolaborasi, memiliki public speaking yang bagus dan memiliki networking dan jaringan.

 

 

 

 

 

 

Share
Published by
Kata Indonesia

Terpopuler

Penghapusan Utang UMKM, Peluang Kebangkitan Pengusaha Indonesia

Penghapusan Utang UMKM, Peluang Kebangkitan Pengusaha Indonesia Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor…

55 mins ago

Kunker Presiden Prabowo Ke Mancanegara Hasilkan Investasi Triliunan Demi Wujudkan Pemerataan Ekonomi

  Presiden Prabowo Subianto terus mengokohkan posisi Indonesia dalam ekonomi global melalui diplomasi ekonomi yang…

1 hour ago

Kunjungan Luar Negeri Presiden Prabowo Hasilkan Kesepakatan Penting Untuk Wujudkan Pemerataan Ekonomi

Kunjungan Luar Negeri Presiden Prabowo Hasilkan Kesepakatan Penting Untuk Wujudkan Pemerataan Ekonomi JAKARTA — Dalam…

2 hours ago

Apresiasi Peran Pers Tingkatkan Partisipasi Pemilih dalam Pilkada

Apresiasi Peran Pers Tingkatkan Partisipasi Pemilih dalam Pilkada Oleh: Mohammad Jasin Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)…

2 hours ago

Tokoh Agama Berperan Penting Wujudkan Kondusivitas Pilkada

Tokoh Agama Berperan Penting Wujudkan Kondusivitas Pilkada Para tokoh agama di seluruh Indonesia kembali meneguhkan…

2 hours ago

Anies Ahok Bakal Hadir Saat Kampanye Akbar Pram Doel?

Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung berharap, Gubernur Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan…

10 hours ago