Hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta 2024 menunjukkan kemenangan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno yang berhasil mengalahkan pasangan Ridwan Kamil dan Suswono. Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang secara terang-terangan mendukung Ridwan Kamil dan Suswono dalam kontestasi politik ini.
Ketua Ikatan Santri DKI Jakarta, Gus Afthon Lubbi, menyoroti hasil tersebut sebagai bukti bahwa warga Jakarta memilih berdasarkan akal sehat dan tidak mudah terpengaruh oleh politik populisme atau janji-janji kosong.
“Jokowi tetap ketar-ketir. Di Jakarta, jagoannya keok. Jakarta ini adalah kumpulan akal sehat, orang-orang waras, tidak bisa ditipu. Dari Jakarta, Indonesia masih punya harapan untuk lebih baik,” tegas Gus Afthon.
Dalam pernyataan lanjutan, Gus Afthon juga mengkritisi strategi besar-besaran yang digunakan pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
“Ridwan Kamil dan Suswono sudah didukung 12 partai, dikampanyekan Jokowi, didukung Prabowo, diendorse oleh artis-artis besar, bahkan PKS dan PSI satu barisan, plus Habib Riziek, mereka satu barisan untuk kekuasaan. Ternyata kalah juga oleh Mas Pram dan Bang Doel yang berkoalisi dengan warga Jakarta,” ujar Gus Afthon.
Menurutnya, kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno adalah bukti sejarah bahwa warga Jakarta memiliki kecerdasan politik yang tinggi. Ia menilai warga Jakarta memilih berdasarkan visi dan program kerja, bukan sekadar popularitas atau pencitraan.
“Ini sejarah. Warga Jakarta layak disebut warga yang cerdas, tidak mempan ditipu gimmick, mereka memilih dengan akal sehat,” tambahnya.
Hasil Pilkada ini juga menunjukkan pergeseran peta politik di Ibu Kota, di mana kekuatan politik besar tidak lagi menjadi jaminan kemenangan. Dukungan dari tokoh nasional, partai-partai besar, dan kelompok strategis ternyata tidak cukup untuk memenangkan hati warga Jakarta.
Kemenangan Mas Pram dan Bang Doel yang didukung koalisi warga ini dinilai sebagai angin segar bagi demokrasi Indonesia. Banyak pihak berharap keberhasilan ini menjadi momentum untuk membangun Jakarta yang lebih transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.