Oleh: Halimatusya’diyyah (Warganet Kota Tangerang Selatan)
Lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum usai. Pemerintah telah menggaungkan banyak cara untuk menekan penyebaran angka kasus positif Covid-19. Mulai dari kampanye tagar #DirumahAja hingga sosialisasi pencegahan virus dengan Protokol Kesahatan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.
Telah banyak masyarakat Indonesia yang paham terhadap gejala-gejala Covid-19. Meskipun banyak studi juga mengatakan bahwa Covid-19 dapat terjadi tanpa gejala. Namun demikian, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan masih naik-turun. Baru-baru ini beberapa media menginformasikan bahwa terdapat potensi munculnya gelombang kedua Covid-19. Oleh karenanya, kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan harus diperkuat kembali.
Hingga saat ini, tsunami Virus Coroan masih menerjang India dengan jumlah kasus sebanyak 22,3 juta, bahkan fasilitas kesehatan yang disediakan kurang dan ruang kesehatan tidak dapat membendung pasien yang terus bertambah. Indonesia harus mampu menjadikan kondisi India saat ini sebagai pelajaran demi mencegah kejadian serupa. Pemerintah dan masyarakat harus selalu waspada dalam melakukan kegiatan, khususnya di luar rumah.
Sementara itu, Indonesia masih masuk ke dalam 10 teratas total kematian akibat Covid-19. Dalam hal ini perlu dilakukan penanaman dalam diri sendiri untuk terus menerapkan protokol kesehatan dan mendukung program pemerintah terkait percepatan penanganan pandemi Covid-19 yang sejak lama digalakkan.
Pemerintah juga telah memfasilitasi masyarakat sebagai opsi untuk melawan penyebaran Covid-19 melalui vaksinasi. Sebagaimana yang telah dilakukan pemerintah, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan setidaknya jumlah penerima vaksinasi dosis pertama kini mencapai 13.340.957 jiwa penduduk Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan imun dalam tubuh.
Meski sudah cukup banyak masyarakat yang menerima vaksin, hal tersebut tidak bisa dijadikan harga mati untuk tidak patuh protokol kesehatan. Virus Corona terus mempertahankan dirinya dengan cara bermutasi. Di samping itu, masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan.
Dapat dilihat dari bulan Ramadan ini, banyaknya masyarakat yang menunggu buka puasa dengan ramai-ramai berada di suatu tempat tanpa menggunakan masker bahkan tanpa menjaga jarak. Jika dibiarkan terus menerus, maka bisa menjadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia.
Masyarakat harus selalu menanamkan dalam diri sendiri bahwa negara ini belum sepenuhnya terbebas dari pandemi Covid-19. Menerapkan protokol kesehatan adalah hal yang wajib bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia. Hal tersebut dilakukan demi mencegah penyebaran Covid-19 yang berpotensi bermutasi dan sulit dikendalikan.
Jika masyarakat tidak disiplin terhadap 5M, maka pandemi ini akan terus merajalela menjangkiti penduduk Indonesia dan angka kasus Covid-19 akan terus menerus bertambah banyak.
Patuhi segala kebijakan maupun peraturan pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19. Lindungi diri dan keluarga serta orang lain dengan patuh protokol kesehatan 5M.
Ancam Stabilitas Bangsa, Presiden Prabowo Perkuat Pengawasan Peredaran Narkoba Oleh: Darmawan Hutagalung Presiden Prabowo Subianto…
Presiden Prabowo Subianto terus melakukan berbagai upaya pemberantasan narkoba. Salah satunya adalah bertemu dengan Presiden…
Indonesia Perkuat Kerja Sama Internasional untuk Meningkatkan Ekspor UMKM Oleh: Arsyinta Mentari Indonesia terus memperkuat…
Presiden Prabowo Berkomitmen Berdayakan UMKM Lewat Program Penghapusan Utang Jakarta, - Presiden Republik Indonesia, Prabowo…
Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8, Prabowo Subianto, ke China dan Amerika Serikat (AS) baru-baru…
Kunjungan Kerja Presiden Prabowo Memperkuat Jaringan Ekonomi Global untuk Pemerataan Ekonomi Presiden Republik Indonesia, Prabowo…