Di Era 4.0, Masyarakat Harus Mahir Dalam Ruang Digital Segala Aspek

Bakti Kominfo RI melaksanakan kegiatan Seminar Merajut Nusantara dengan tema “Interaksi dan Kolaborasi di Ruang Digital sesuai Etika” yang diisi oleh tiga narasumber yaitu Rizki Aulia Rahman Natakusumah selaku Anggota DPR RI Komisi I, Prof.Dr. Henri Subiakto selaku Guru Besar Komunikasi UNAIR, dan Muslihatus Solihah selaku Praktisi.
Dalam forum seminar live streaming ini, Anggota DPR RI Komisi I Rizki Aulia Rahman Natakusumah menyampaikan bahwa Indonesia telah memasuki era 4.O yaitu dimana berkembangnya era digital sangat cepat, masyarakat harus beradaptasi pada perkembangan era digital atau kemajuan dalam berinternat maka tidak hanya masyarakat yang harus beradaptasi terhadap era digital tetapi pemerintah juga harus beradaptasi dengan mempunyai program program yang sesuai dalam berdaptasi di era digital contohnya dengan memperluas jangkauan akses internet di berbagai pelosok Indonesia, Rizki Aulia Rahman Natakusamah sangat mendorong program pemerintah tersebut terutama di daerah kabupaten pandeglang dengan mempunyai tujuan agar kabupaten pandeglang dapat lebih berkembang dan lebih di kenal oleh masyarakat Indonesia. Pada masa pandemi covid-19 sudah satu tahun lebih menjadi hal tersulit untuk masyarakat Indonesia, untuk dibidang Pendidikan para pendidik dan pelajar tidak bisa tatap muka melainkan tetap harus melaksanakan aktivitas Pendidikan dengan virtual, para pekerja yang terancam kehilangan pekerjaanya dikarenakan terkenanya dampak ekonomi di masa pandemic dan ada beberapa hal yang juga terdampak oleh pandemi covid maka ini menjadi ujung tombak Rizki Aulia Rahman Natakusumah selaku Anggota DPR RI Komisi I dan para anggota DPR RI dan Jajaran Pemerintah lain untuk mendorong dan mensukseskan program program pemerintah dalam pengembangan atau pembangunan akses internet di seluruh pelosok Indonesia agar dalam masa covid 19 ini masyarakat tetap bisa beraktivitas sehari hari dan dapat memanfaatkan internet untuk lebih baik dan dapat mengurangi terkena dampak di masa covid-19. Presiden RI Jokowidodo melalui Kementerian Kominfo memiliki visi untuk membangun dan memiliki sinyal merdeka yang artinya Kementerian Kominfo bertanggung jawab untuk membangun akses internet dan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia terutama di daerah 3T. di era digitalisasi banyak sekali di internet atau di platform digital terkait isu hoaks yang menjadi inti permasalahan yang sedang di uruskan oleh pemerintah saat ini, ini menjadi masalah baru di seluruh negara Indonesia maka dengan itu masyarakat Indonesia dan para jajaran pemerintahan harus bergotong royong bersama dalam menghadapi tantangan tantangan di era digitalisasi termasuk dampat positif dan negative berkembangnya digitalisasi.

Pada forum live streaming seminar merajut nusantara ini narasumber kedua Pof.Dr. Henri Subiakto selaku Guru Besar Komunikasi UNAIR beliau memaparkan penjelasan sesuai dengan tema yaitu Interaksi dan Kolaborasi di Ruang Digital Sesuai Etika menyampaikan bahwa di era sekarang secara tekhnologi itu terkoneksi atau technical connectivity yaitu terhubungnya pengguna internet ke penjuru dunia secara tekhnik atau secara sosial ini menjadi penghubung masyarakat untuk tidak terputus komunikasi dan saling control satu sama lain, tidak hanya dari sisi sosial, dan politik tetapi dari sisi ekonomi kini juga dapat terkoneksi dengan mudah. Saat ini Indonesia sudah memasuki revolusi industry 4.O dimana yang namanya budaya dan model bisnis mengikuti tekhnologi yang sekarang terjadinya teknologi ditandai teknologi integrasi online, teknologi artifisial intelijen dan lain lain seperti contoh berpergian naik motor atau pakai mobil tidak perlu menanyakan petunjuk jalan tapi bisa menggunakan aplikasi waze atau google maps dimana sudah tersedia segala petunjuk arah atau jalan bahkan bisa memberikan informasi terkait hal hal penting dalam perjalanan ini yang di sebut sebagai sharing antar pengguna memberikan informasi yang bisa bermanfaat inilah yang bisa di manfaatkan di rev0lusi industry 4.O. pada zaman sekarang ini adala sosiometri yaitu tidak dipisahkan sama dengan teknologi yang tidak dipisahkan oleh manusia dikarenakan di era digitalisasi ini aktivitas sehari-hari sudah menggunakan internet atau media sosial, media sosial ini juga tidak hanya digunakan untuk media interaksi tetapi media sosial juga untuk mencari informasi terbaru, mencari hiburan, dan bisa bertukar informasi dengan foto atau video, menurut Syifa Widya Nathan media sosial di anggap sebagai tempat untuk menfasilitasi hasrat manusia. Di sisi lain media sosial juga memiliki banyak masalah yaitu memunculkan atau yang dinamakan post-truth yaitu kebenaran semua atau semua seakan-akan benar dalam sisi positif media sosial juga bisa menjadi sumber ekonomi seperti contoh para pelaku bisnis bisa mempromosikan usahanya dengan menggunakan jasa endors kepada artis atau seleb di sosial media. Presiden Ir. Joko Widodo sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan berkomitmen, melakukan pemerintah dengan negara ini berkomitmen melakukan transformasi digital karena memang era kedepannya era digital, maka di persiapkanlah transformasi digital dengan membangun infrastruktur, memperkuat sumber daya manusianya dan juga menciptakan regulasi untuk menata infrastruktur ataupun menata kehidupan di masa depan, yang terkait dengan digital ada undang-undang ITE, ada sekarang rancangan undang-undang perlindungan data pribadi dan peraturan-peraturan lain. Dalam pagi ini walaupun pembangunan infrastruktur belum selesai tapi sekarang pengguna internet di Indonesia sudah 202,6 juta pada penduduk di sekitar 275 juta pengguna internetnya sudah mendekati 74%.

Pada kesempatan ini juga narasumber ketiga yaitu Muslihatus Solihah selaku Praktisi menyampaikan bahwa kewargaan digital adalah dapat di definisikan sebagai norma atau perilaku yang tepat dan bertanggung jawab terkait dengan penggunaan teknologi, atau konsep yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar. Manusia merupakan makhluk sosial yang dapat hidup bermasyarakat. Sebagai salah satu makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi, yaitu jenis tindakan yang terjadi ketika dua orang saling mempengaruhi satu sama lain. nteraksi merupakan proses komunikasi dua arah antar pengguna terkait mendiskusikan ide, topik, dan isu dalam ruang digital. Pada media digital, interaksi bersifat sosial. Hasil yang diharapkan adalah interaksi yang sehat dan menghangatkan seperti menjalin relasi atau pertemanan pada umumnya (Straubhaar et al., 2012). Bahkan, dari proses interaksi ini dapat mendiskusikan ide, topik, dan menghasilkan karya bersama. Contohnya, menjalin pertemanan di Facebook, menciptakan ide membuat video atau gambar yang dapat berpengaruh positif bagi orang lain, memunculkan ide startup bersama melalui komunikasi secara digital misalnya dengan mengadakan rapat daring, mengirim hasil diskusi melalui email, dan menyimpan semua data di cloud storage. Namun, dengan kompleksnya informasi pada media digital, maka interaksi pun dapat berdampak negatif. Misalnya, memberi komentar negatif terhadap berita khususnya gosip artis di media social. Interaksi negatif lainnya adalah ujaran kebencian atau hate speech. Berdasarkan definisi dari United Nations, hate speech adalah berbagai jenis komunikasi dalam bentuk lisan, tulisan, maupun perilaku yang menggunakan bahasa merendahkan atau diskriminasi kepada orang atau kelompok tertentu berdasarkan agama, etnis, warga negara, RAS, warna kulit, keturunan, gender, dan identitas lainnya. (Lisa Esti Puji Hartanti, Modul Etis Bermedia Digital 2021).