Pemilihan Umum 2019 akan dilaksanakan pada 17 April 2019 serentak di seluruh daerah Indonesia tepatnya TPS kamu berada. Masyarakat bersuka cita menyambut pemimpin yang akan duduk di Istana Presiden serta para Calon Legislatif yang akan melahirkan warna-warni pemikiran baru kehidupan Indonesia di masa 2019-2024 mendatang. Wah, jadi bagaimana dengan pilihanmu? Apakah anda sudah menentukannya? Jangan sampai Golput ya.
Sejak tahun 2018 sudah banyak para calon legislatif untuk daerah, provinsi, dan untuk Indonesia, mendaftarkan diri mereka dan mendapatkan nomor untuk dipilih masyarakat, begitupun dengan calon presiden yang sudah diusung oleh partai-partai yang berkumpul menjadi satu sehingga ada dua kandidat yang akan dipilih masyarakat yaitu pasangan nomor urut satu ada Jokowi –M.Amin dan pasangan nomor urut dua ada Prabowo- Sandiaga Uno.
Banyaknya berita simpang siur sejak tahun 2018 dalam menyambut pemilu membuat masyarakat resah, sudah puluhan Hoax tercipta dari orang-orang yang memamfaatkan perkembangan teknologi yang paling banyak berasal dari media sosial ditambah lagi sudah banyak dari masyarakat yang memiliki alat komunikasi yang canggih misalnya telepon pintar (smart phone). Hoax pemilu tercipta agar masyarakat tidak memilih pemimpin yang akan dipilihnya, mereka menyudutkan orang orang yang tidak mereka sukai, jika sudah menjadi korban maka masyarakat akan menyebarkannya ke masyarakat lain , hal ini dapat menimbulkan kebencian, perpecahan, persekusi terjadi di mana-mana, dan saling menghakimi kian merajalela.
Baca Juga
Dari data yang tersebar sudah lebih banyak berita hoax daripada berita yang sesungguhnya. Sudah banyak bukti bahaya kabar palsu gampang memakan korban hingga jumlah beribu. Mau sampai kapan demokrasi terus diracuni oleh permainan mengacak-acak informasi karena membuat rakyat menderita. Apakah anda mau jadi korban? Sebagai masyarakat pintar, anda harus lebih pintar dari pencipta hoax, anda harus jeli dalam memilih setiap berita yang lewat di ponsel pintarmu, jangan mudah percaya langsung seketika apalagi kabar angin.
Perangi hoax dengan literasi membaca, membuktikan berita,foto,artikel itu benar dapat kita lihat dari situs yang sudah resmi terpercaya misalnya dari dewan pers untuk mengecek apakah situs tersebut memenuhi kaedah jurnalistik atau tidak. Jangan mudah menyebarkannya kepada oranglain. Lawan hoax dengan melaporkan konten-konten serta foto yang meresahkan bagi masyarakat, karena seorang pembohong ketika akan memberikan kabar baik tidak akan dipercayai lagi, kalau mau Indonesia maju kita butuh kritik berbasis data bukan pembodohan atau kebohongan.
Semua pahlawan pasti menyebarkan kebaikan pada orang lain, jadilah pahlawan tanpa harus oranglain tau kebaikanmu cukup Tuhan saja yang tau , bantu orang disekitarmu dalam menyikapi berita hoax, jangan lupa berikan mereka asas perlakuan yang selalu dianut pemilu kita yaitu “Luber” dari singkatan “Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia”. Dengan begitu, maka dimasa kampanye, dimasa tenang, dan pemilihan akan berlangsung dengan damai, berkualitas, dan bermartabat serta terwujudnya keberlanjutan pembangunan Indonesia yang sejahtera. Harapan masyarakat pastinya pemimpin yang mendengar keluhan mereka,terciptanya rakyat yang sejahtera, menginginkan pemimpin yang membawa citra Indonesia dari yang baik menjadi lebih baik lagi sesuai dengan visi dan misi yang diucapkan baik dalam debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang akan diselenggarakan sampai debat ke lima dan Calon Legislatif dalam masa kampanye. Jadilah masyarakat yang bersifat Siskamling digital, kalau bukan dari kita ,siapa lagi? Jangan sampai tidak memilih karena alasan basa-basi apalagi karena hoax. Indonesia ditentukan oleh pilihan anda untuk 5 tahun kedepan kita semua.
Naskah ini dibuat pada tanggal 23 Februari 2019. Tulisan ini murni dibuat oleh fakta yang ada dan pemikiran saya sendiri Maria Monalisa Sianturi.