16 artis pemain film Keramat Tunggak yang diproduksi oleh PH film porno di Jaksel di periksa polisi. Beberapa dari mereka yang sudah mempunyai nama buka-bukaan soal bayaran yang diterimanya.
Virly Virginia mengatakan bayarannya tidak semahal seperti yang dibicarakan selama ini. Virly mengaku bayaran yang diterimanya dirasa tak sesuai.
“Bayarannya tidak semahal itu, tidak sesuai dengan segitu ya,” kata Virly Virginia usai diperiksa di Polda Metro Jaya, Selasa (19/9/2023).
“Dari Rp 1 juta sampai Rp 2 juta, satu hari,” tegasnya.
Virly Virginia mengatakan pembayaran upah juga tidak mulus. Sering pembayarannya dikatakan Virly Virginia tersendat-sendat.
Meli 3GP juga mengatakan bayaran yang diberikannya tidak sampai belasan juta rupiah. Angka Rp 10 sampai Rp 15 juta disebut jauh dari bayaran asli yang dia terima.
“Kemarin kan ada yg bilang dibayar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta, tapi nyatanya aku cuma dibayar Rp 1 juta,” ungkapnya.
Meli 3GP malah mengaku trauma bermain di sana. Waktu syuting lama, Meli 3GP mengaku dipaksa melakukan adegan yang disuruh.
“Aku cuma 1 episode, trauma main di situ. Dari jam 11 siang sampai jam 3 pagi disuruh main di situ dan dipaksa mainin adegan yang dia suruh,” beber Meli.
“Dia sempat ngajak aku main lagi tiga kali, tapi aku nggak mau. Dia nawarin 3 hari Rp5 juta, 3 hari Rp 7 juta, terus 1 hari Rp 1,5 juta. Aku nggak mau, karena sudah trauma,” tegasnya.
Senada dengan para pemain perempuan, dua pemain pria yang kemarin diperiksa di polisi juga membeberkan bayarannya yang tak seberapa. Aktor populer Ujang Ronda juga mengungkapkan bayarannya yang hanya Rp 500 ribu.
“Rp 500 ribu. Sekali maen,” ucap Ujang Ronda dengan logat Betawi.
Ujang Ronda bahkan bermain di Keramat Tunggak tanpa skenario dan hanya improvisasi. Pemain pria lainnya, yakni Fatra Ardianata, membantah soal adanya bayaran Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.
“Kalau untuk bayaran saya nggak bisa nyebut. Cuma yang kemarin sekitar Rp 10 juta-Rp 15 juta itu nggak. Kita nggak bisa bilang lebih atau kurangnya, cuma itu nggak,” kata Fatra.
Polisi pada keterangannya mengatakan para pemain dibayar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.
“Tidak terdapat kontrak untuk pemeran yang digunakan dalam pembuatan film asusila yang dimaksud. Jadi pembayaran hanya sekali di per film dengan kisaran pembayaran di angka Rp 10 juta sampai Rp 15 juta,” kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan, Senin (11/9/2023).
Kata Ade Safri bayaran disesuaikan dengan popularitas pemainnya. Semakin populer pemainnya, bayarannya akan semakin tinggi.